REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak usia enam bulan, bayi sudah perlu mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) karena energi dari ASI yang tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Secara khusus, ada zat gizi yang memang harus didapatkan dari MPASI, di antaranya vitamin D, zat besi, zinc, vitamin C, folat, kalsium, dan vitamin A.
Dokter Spesialis Gizi dr Juwalita Surapsari M Gizi Sp GK mengatakan bayi dan anak membutuhkan seluruh nutrisi makro maupun mikro untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrisi makro meliputi karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan nutrisi mikro adalah vitamin dan mineral. “Seorang anak harus mendapatkan makanan dengan kandungan gizi yang lengkap dan seimbang,” kata dr Juwalita, dikutip dari siaran pers, Rabu (18/10/2023).
Salah satu zat gizi yang penting adalah zat besi karena diperlukan oleh tubuh untuk membentuk heme yang ada pada hemoglobin. Sedangkan fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh agar sel-sel tubuh dapat berfungsi optimal dan bertumbuh.
Selain itu, zat besi juga terkait dengan perkembangan kognitif anak. Cara orang tua memastikan seluruh nutrisi tersebut tercakup dalam diet anak adalah dengan memberikan makanan secara bervariasi. “Sebab tidak ada satupun bahan makanan yang mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan, dan memastikan bahwa tumbuh kembang anak sesuai dengan tahapan usianya,” lanjut dr Juwalita.
Dia menambahkan bahwa memberikan camilan atau snack untuk anak merupakan salah satu cara agar dapat memberikan nutrisi lengkap. Hal ini mengingat anak-anak memiliki kapasitas lambung yang terbatas dan menyebabkan mereka tidak dapat menerima makanan dalam jumlah besar sekaligus.
Pemberian camilan di waktu yang tepat akan memberikan energi yang berkesinambungan, sehingga anak tetap dapat terpenuhi kebutuhan tubuhnya termasuk kebutuhan untuk bertumbuh. Bahkan American Academy of Pediatrics memang merekomendasikan untuk memberikan dua hingga tiga kali snack sehat per hari untuk anak usia 12 hingga 36 bulan di samping memberikan makanan utama sebanyak tiga kali sehari.
Namun, perlu dihindari makanan olahan yang diberikan gula tambahan. Ketika anak mengonsumsi makanan bergula tinggi justru ia akan cepat mudah lapar kembali.