Selasa 17 Oct 2023 18:07 WIB

Erick Thohir Ungkap Potensi Investasi China Masih Bisa Bertambah 

Iovasi hijau merupakan satu dari banyak agenda yang dibahas dalam forum tersebut.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Republika/ N Dessy Suciati Saput
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir mengatakan, Indonesia mendapatkan banyak manfaat dari Forum Bisnis Indonesia-China yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) di China pada 16-18 Oktober 2023. Erick yang juga mendampingi Jokowi dalam kunjungan tersebut mengatakan, inovasi hijau merupakan satu dari banyak agenda yang dibahas dalam forum tersebut dan sejalan dengan fokus Indonesia yang juga mendorong ekonomi hijau, listrik hijau, dan teknologi hijau.

"Kesepakatan kerja sama melalui forum ini akan membuka banyak peluang kerja baru bagi tenaga kerja kita dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Erick di Beijing, China, Selasa (17/10/2023).

Baca Juga

Erick menyampaikan forum ini sangat positif dalam meningkatkan investasi di Indonesia. Berdasarkan data, Erick mengatakan pertumbuhan investasi China ke Indonesia pada 2013 hanya sekitar 280 juta dolar AS. 

"Sekarang sudah di angka 8,6 miliar dolar AS, artinya ini signifikan," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut. 

Erick menyampaikan, China juga tengah menikmati kemajuan teknologi. Erick menilai hal ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan juga mendorong ekonomi hijau, listrik hijau, dan juga teknologi lainnya.

"Kerja samanya ini luar biasa. Tadi disebutkan angkanya 13,7 miliar dolar AS yang di mana itu yang sudah agreement, tapi potensinya itu masih ada lagi 29 miliar dolar AS. Artinya, hubungan swasta-swasta, BUMN-swasta dan BUMN-BUMN ini juga bisa terus ditingkatkan," ucap Menteri BUMN tersebut. 

Erick menyampaikan hal ini selaras dengan arahan Jokowi yang ingin Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok dunia. Jokowi, ucap Erick, tak ingin kekayaan alam Indonesia dikirim dalam bentuk bahan mentah, melainkan sudah melalui proses hilirisasi guna memberikan nilai tambah. 

Dari 31 perusahaan Indonesia, Erick menyebut sembilan di antaranya merupakan BUMN. Erick mencontohkan bagaimana Indonesia Baterai Corporation (IBC) yang bekerja sama dengan CATL dalam pemgembangan industri baterai listrik. Kemudian, PLN yang bekerja sama dengan perusahaan listrik negara Cina dalam menciptakan sistem kelistrikan yang ramah lingkungan serta kemungkinan kerja sama membangun hidropower untuk PLN.

"Hal-hal ini yang saya rasa ini sangat optimistis dan ini sangat positif. Ini menjadi bagian bahwa kita memang harus terus dorong yang namanya pengembangan industrialisasi di Indonesia," kata Erick. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement