REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus mendorong literasi keuangan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Indonesia timur. Inisiatif ini, salah satunya dilaksanakan melalui acara workshop yang diselenggarakan di Provinsi Maluku dengan tema 'Mengelola Laporan Keuangan Bagi UMKM & Google Profile Business'.
Wakil Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan II Jamkrindo Anggit Murdiwibowo mengungkapkan workshop kali ini diikuti 50 peserta dari Kota Ambon.
"Diselenggarakannya acara ini kami berharap lebih banyak lagi UMKM yang mampu membuat laporan keuangan sendiri,” kata Anggit melalui pernyataan tertulis, Selasa (17/10/2023).
Adapun tujuan acara ini untuk meningkatkan literasi keuangan pada pelaku usaha UMKM di Kota Ambon melalui materi dan workshop pengelolaan laporan keuangan, pengenalan penjaminan Jamkrindo dan UMKM Layak, serta peningkatan literasi digital marketing melalui materi Google Profil Business.
Anggit mengatakan pemahaman dalam pengelolaan keuangan sangat penting dimiliki oleh para pelaku UMKM. Pemilik UMKM harus bisa membuat laporan keuangannya sendiri. Kali ini, Jamkrindo memaparkan ada tiga jenis laporan keuangan utama bagi UMKM. "
"Pertama laporan posisi keuangan (neraca), kedua laporan laba rugi, ketiga laporan arus kas. Ketiga hal ini harus menjadi pegangan UMKM dalam menjalankan bisnisnya,” ujar Anggit.
Dalam workshop tersebut dijelaskan laporan posisi keuangan atau biasa disebut neraca menggambarkan informasi dan kondisi keuangan perusahaan berupa aset, kewajiban, dan modal suatu entitas bisnis pada waktu tertentu. Kondisi ini membuat perusahaan atau entitas akan bisa membuat arah kebijakan strategis untuk operasional usahanya.
Laporan yang kedua yakni laporan laba rugi yang merangkum total pendapatan dan pengeluaran entitas usaha. Dalam laporan ini, dapat diketahui apakah suatu entitas mencetak laba/rugi dalam periode tertentu, biasanya dapat ditentukan per bulan, per kuartal, atau bahkan per tahun.
Laporan laba rugi ini dibutuhkan pemangku kepentingan internal yang berasal dari tim manajemen dan dewan direksi, ditambah investor hingga kreditur (eksternal) untuk mengevaluasi profitabilitas usaha dan membantu menilai tingkat risiko keuangan usaha.
Terakhir, laporan arus kas, fungsinya sebagai alat verifikasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan kas perusahaan. Laporan arus kas ini bisa juga digunakan sebagai penghubung kecocokan di antara dua elemen laporan keuangan laba rugi dan laporan posisi keuangan atau neraca.
Menurut Anggit, ketiga elemen dari laporan keuangan ini menjadi suatu entitas yang tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, pelaku UMKM diharapkan secara mandiri bisa memperbarui laporan keuangan ini.
Mengingat situasi yang serba digital, Jamkrindo juga mendorong para pelaku UMKM melakukan digitalisasi laporan keuangan. Pencatatan transaksi keuangan secara digital akan mempermudah UMKM untuk melakukan ragam transaksi keuangan bahkan tanpa mengetahui dasar-dasar akuntansi.
Darmin, seorang konsultan UMKM, yang hadir dalam workshop menyampaikan tantangan pengembangan UMKM di Provinsi Maluku khususnya di Kota Ambon. Menurut dia, rata-rata pengusaha di Maluku masih membuat laporan keuangan secara manual atau hanya bisa melakukan pembukuan dengan mencatat transaksi.
"Dengan workshop ini kami mengetahui cara membuat laporan keuangan bahkan secara digital. Maka itu pelaku UMKM di Maluku khususnya Kota Ambon sangat mengapresiasi pelatihan dari Jamkrindo ini," kata Darmin.
Anitha S Sahetapy, peserta atau pemilik UMKM Torneso, memberikan apresiasi kepada Dinas Koperasi Provinsi Maluku yang sudah memfasilitasi kegiatan workshop dengan Jamkrindo.
“Kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana cara kita bisa mengatur keuangan hasil usaha dengan pembukuan kas yang baik, dan dapat mengukur sejauh mana pendapatan usaha kita,” katanya.