REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Selama beberapa bulan terakhir warga di Dusun Padaraang, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kesulitan air bersih. Kondisi kemarau membuat sumur warga kering.
Salah seorang warga Padaraang, RT 02, RW 01, Ece Rustiawan (18 tahun), mengatakan, masalah kesulitan air bersih di daerahnya ini terjadi setiap musim kemarau. Saat ini, menurut dia, satu-satunya sumber air yang bisa dimanfaatkan merupakan mata air di kawasan Gunung Kopi, Kampung Cipeundeuy, Desa Kebonmanggu. Airnya resapan dari pepohonan.
Untuk menuju mata air itu, Ece mengatakan, warga harus berjalan sekitar satu kilometer. Perjalanan untuk mendapatkan air bersih itu disebut bukan hal mudah karena harus melewati kebun dan jalan yang dinilai membahayakan. “Warga juga antre di sana karena sumur-sumur sekarang ini kering,” kata dia, Selasa (17/10/2023).
Kepala Desa Kebonmanggu Rasnita Diharja mengatakan, Dusun Padaraang sering mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau. Pasalnya, kata dia, Dusun Padaraang lokasinya di lereng perbukitan.
Pada musim kemarau tahun ini, menurut Rasnita, daerah tersebut paling memprihatinkan dampak kekeringannya. “Sudah empat bulan terakhir warga di Dusun Padaraang, Gunungguruh, mengalami krisis air bersih,” ujar Rasnita kepada wartawan, Selasa (17/10/2023).
Rasnita mengatakan, diperkirakan ada sekitar sekitar 800 jiwa di dusun tersebut yang terdampak kekeringan dan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Meskipun sempat ada bantuan air dengan tangki, kata dia, belum mencukupi kebutuhan warga.
Menurut Rasnita, Pemerintah Desa Kebonmanggu sudah berupaya mencari solusi atas permasalahan tersebut. Di antaranya dengan membuat sumur bor di beberapa titik. “Bahkan membuat penyaluran air yang berasal dari embung,” ujar dia.
Namun, Rasnita mengatakan, solusi tersebut kurang optimal karena Dusun Padaraang berada di perbukitan dan kondisi air menyusut saat musim kemarau.