Rabu 18 Oct 2023 07:43 WIB

Eks PM Israel: Hamas tak Dapat Dilenyapkan, Netanyahu yang Harus Mundur

Hamas tak dapat dilenyapkan karena mengakar kuat di hati dan pikiran rakyat Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berada di negara yang normal, ia akan mengundurkan diri setelah serangan mengejutkan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berada di negara yang normal, ia akan mengundurkan diri setelah serangan mengejutkan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak, mengatakan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, tidak dapat dilenyapkan karena sudah mengakar kuat di hati dan pikiran rakyat Palestina. Barak menekankan, jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berada di negara yang normal, ia akan mengundurkan diri setelah serangan mengejutkan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.

“Kita tidak bisa sepenuhnya melenyapkan Hamas. Hamas adalah gerakan ideologis yang ada dalam mimpi, hati, dan pikiran rakyat (Palestina)," ujar Barak dalam sebuah wawancara dengan Ynet News, Senin (16/10/2023).

Baca Juga

Barak mengatakan, langkah praktis yang harus dicapai dalam perang ini adalah menghilangkan kemampuan operasional Hamas di Jalur Gaza. Namun tugas ini tidak mudah sehingga harus menjadi fokus utama. Selain itu, menurut Barak, Otoritas Palestina dapat dikembalikan ke Gaza sehingga tidak ada tempat bagi Hamas.

“Kami bermaksud untuk menghilangkan kemampuan militer gerakan Hamas, dan kami juga berharap bahwa Otoritas Palestina atau entitas lain mana pun dapat dikembalikan ke sana (Gaza), karena tidak ada tempat bagi Hamas di pemerintahan Gaza,”  ujar Barak.