REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) YIA memprediksi suhu udara di DIY akan mencapai 35 derajat Celsius, dengan kelembaban udara 45-95 persen pada Rabu (18/10/2023). Meski demikian, ada potensi hujan ringan di sebagian wilayah.
"Suhu udara diprediksi 22-35 derajat Celsius," kata BMKG YIA, Rabu (18/10/2023).
Meski begitu, BMKG mengatakan ada potensi hujan ringan di sebagian wilayah di DIY. Potensi hujan ringan ini diperkirakan akan terjadi di Kabupaten Sleman bagian utara.
"Potensi hujan ringan diperkirakan terjadi pada siang hingga sore hari," ucap BMKG Stamet YIA.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa pagi hari kondisi cuaca di DIY cerah berawan. Sedangkan, kondisi cuaca pada malam hari diperkirakan berawan.
Mengingat cuaca panas masih terjadi di DIY, maka masyarakat diminta untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla). "Peringatan dini, waspada potensi kebakaran lahan dan hutan di wilayah Yogyakarta," jelas BMKG Stamet YIA.
Terkait dengan arah angin, pada 18 Oktober ini bertiup dari timur ke tenggara dengan kecepatan maksimum 27 kilometer per jam. Dengan begitu, tinggi gelombang laut di perairan selatan DIY diperkirakan berkisar antara 1,25 meter hingga 2,5 meter.
"Tinggi gelombang laut di perairan Yogyakarta masuk kategori sedang," kata BMKG Stamet YIA.
Sebelumnya, BPBD Kulon Progo juga mengatakan bahwa potensi karhutla cukup tinggi di musim kemarau ini. Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi karhutla yang dapat terjadi di daerahnya.
Salah satunya dengan tidak menyalakan api di tempat terbuka karena rawan memicu terjadinya karhutla. "Masyarakat agar lebih berhati-hati terkait kegiatan yang berhubungan dengan api," kata
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo, Budi Prastowo.
Budi meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan api. Seperti dengan tidak membakar sampah, maupun tidak memunculkan titik-titik api yang bisa menyebabkan kebakaran.
"Yang hubungannya dengan api harus benar-benar dilihat sekelilingnya seperti apa, dan juga nanti antisipasinya seperti apa. Jangan sampai apa yang sudah dilakukan justru merugikan bagi masyarakat umum, apalagi sampai mengancam adanya hunian di sekitarnya," ungkap Budi.
Terlebih, saat ini juga ada potensi angin kencang di DIY. Melakukan pembakaran di saat angin kencang juga bisa menyebabkan api merembet hingga memicu kebakaran yang lebih besar.
"Musim kering ini untuk angin juga lumayan kencang, jadi antisipasi warga juga agar lebih ditingkatkan," jelasnya.