REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Salah destinasi wisata paling ramai di Paris, Prancis, Istana Versailles dibuka kembali setelah ditutup sementara usai menerima ancaman keamanan kedua dalam empat hari. Prancis sudah bersiaga tinggi setelah seorang guru dibunuh tersangka yang diduga teroris pada 13 Oktober lalu.
Di media sosialnya Versailles mengatakan mereka mengevakuasi pengunjung atas "alasan keamanan" tapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Stasiun televisi BFM TV mengutip sumber kepolisian yang mengatakan tim penjinak bom dikerahkan ke istana tersebut.
Pada Selasa (17/10/2023) lembaga kepolisian untuk Versailles mengatakan operasi polisi sudah berakhir dan penjagaan keamanan yang diberlakukan sudah dicabut.
Versailles dibangun pada abad ke-17 untuk Raja Louis XIV. Istana ini merupakan kediaman resmi kerajaan Prancis sampai revolusi dan menggulingkan monarki pada 1789. Turis yang mengantri di depan istana yang masuk sebagai Warisan Dunia UNESCO itu memiliki perasaan yang campur aduk.
"Ini situasi yang sangat menegangkan dan mencemaskan, tapi kami tidak bisa menghentikan kehidupan," kata Jean Pierre Brhenon, dari Saint-Germain-en-Laye di luar Paris.
"Sebagai warga asing, kami benar-benar tidak terbiasa dengan ini, kami cukup terkejut," kata Margarita Costa dari Swiss.
Pada Sabtu (14/10/2023) lalu seorang guru dibunuh, peringatan bom palsu memaksa pengunjung museum Louvre, Istana Versailles dan stasiun kereta Gere de Lyon dievakuasi.