Rabu 18 Oct 2023 13:57 WIB

PM Swedia Desak Uni Eropa Perkuat Perbatasan

Kristersson mengatakan Swedia dan Uni Eropa perlu memperkuat perbatasannya

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson meminta Uni Eropa memperkuat perbatasan dan keamanan internalnya
Foto: Pontus Lundahl/TT News Agency via AP
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson meminta Uni Eropa memperkuat perbatasan dan keamanan internalnya

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson meminta Uni Eropa memperkuat perbatasan dan keamanan internalnya. Hal ini ia sampaikan usai orang bersenjata membunuh dua orang warga Swedia di Brussels. Kristersson mengatakan kawasan tidak boleh "naif."

Dua warga Swedia tewas ditembak dan satu orang terluka di tengah kota Brussels pada Senin (16/10/2023) malam. Saat Belgia menjadi tuan rumah pertandingan sepakbola melawan Swedia. Dalam video yang diunggah di internet tersangka mengidentifikasi sebagai anggota ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca Juga

Polisi Brussels kemudian menembak dan melukai tersangka yang berasal dari Tunisia tersebut. Pihak berwenang Belgia mengatakan tersangka yang berusia 45 tahun tewas akibat luka tembaknya.

"Semua indikasi serangan teror ini mengincar Swedia dan warga Swedia karena mereka orang Swedia," kata Kristersson dalam konferensi pers, Selasa (17/10/2023).

"Teroris-teroris ini ingin menakuti kami agar kami patuh dan bungkam. Itu tidak akan terjadi," katanya.

Kristersson mengatakan Swedia dan Uni Eropa perlu memperkuat perbatasannya dan memastikan orang-orang berbahaya tidak dapat tinggal denga ilegal di kawasan. "Ini waktunya untuk memperkuat keamanan, kami tidak boleh naif," katanya.

Swedia meningkatkan kesiagaan ke tingkat tertinggi kedua pada bulan Agustus lalu setelah sekelompok orang membakar al-Quran. Pemerintah memperingatkan Swedia menjadi target utama teroris.

Pihak berwenang Swedia juga mengatakan negara itu menjadi target informasi palsu di media sosial mengenai pembakaran al-Quran dan bagaimana lembaga sosial menangani keluarga-keluarga muslim.

Kedutaan-kedutaan besar Swedia mendesak warganya untuk meningkatkan kewaspadaan di luar negeri. Sementara warga Swedia di dalam negeri menyuarakan keprihatinan mereka akan keamanan di negara yang akhir-akhir ini juga sedang menghadapi gelombang penembakan geng.

"Saya benar-benar mulai merasa sedikit lebih terancam karena yang saya pahami orang-orang ini, mereka hanyalah warga Swedia biasa yang sedang menonton pertandingan sepak bola," ujar Ylva Lindroth, seorang ahli mikrobiologi klinis, di sebuah jalan di Malmo, di selatan Swedia.

"Saya khawatir dengan arah dunia dan reputasi yang diperoleh Swedia akhir-akhir ini," katanya.

Dalam sebuah video di media sosial tersangka penyerang di Brussels yang menyebut dirinya Abdesalem Al Guilani, mengklaim ia adalah pejuang untuk Allah.

"Penilaian ancaman terhadap Swedia telah berangsur-angsur berubah dan ancaman serangan ekstremisme Islam yang kejam telah meningkat," kata polisi keamanan SAPO dalam sebuah pernyataan setelah serangan pada hari Senin.

"Ini adalah situasi yang serius dan Polisi Keamanan memperkirakan situasi ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama," tambah polisi

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement