REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempersilakan PT Industri Kereta Api atau INKA melakukan kajian untuk membuat kereta atau gerbong untuk Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, INKA memiliki peluang besar untuk terlibat dalam proyek tersebut.
"Kereta Cepat Jakarta Surabaya itu semuanya masih kita jajaki. INKA bikin riset, nanti kita lihat semua," ujar Arya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Arya menyampaikan, rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya masih dalam tahap kajian dari berbagai pihak. BUMN, Arya melanjutkan, pun bersiap diri melakukan kajian dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Semua terbuka, tapi belum ada ketentuan siapa dipilih tendernya. Jadi, belum ada keputusan apa pun soal itu," kata Arya.
Arya mengatakan, pemerintah berkomitmen meningkatkan penggunaan produk lokal dalam setiap proyek, termasuk Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Kendati begitu, Arya menegaskan aspek keamanan dan keselamatan menjadi prioritas utama dalam proyek yang memerlukan teknologi tinggi tersebut.
"Kita mendukung produk lokal, nanti lihat lagi bagaimana kondisinya, hasil desainnya bagaimana. Ini cukup, kereta cepat ini teknologinya juga tinggi, kita harus bisa sampai ke level itu," kata Arya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Cina pada Senin (16/10/2023). Erick mengatakan rencana pengembangan proyek kereta cepat ke Surabaya akan menjadi salah satu poin pembahasan dengan Cina.
"Kalau di Cina itu salah satunya memang diskusi lebih mendalam keberlanjutan kereta cepat dari Bandung ke Surabaya yang studinya sedang dipelajari, tetapi kita juga ingin terus memperbaiki namanya struktur kerja samanya, apakah kepemilikan, bunga dan lain-lain," ujar Erick.
Pria yang kini juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim juga ingin memasukan PT INKA sebagai bagian dari Proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya. Menurut Erick, saat ini INKA sudah bisa membangun LRT, dengan berbagai masukan masyarakat pada awalnya.
Selain itu, Erick menekankan perlunya penambahan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek kereta cepat Bandung-Surabaya sehingga keterlibatan INKA menjadi sejalan.
"Makanya dalam rangka meningkatkan TKDN, kita melakukan kerja sama INKA, sehingga untuk kereta cepat ke depan bisa sama-sama membangun," ujar pria yang disebut-sebut sebagai cawapres terkuat itu.
Lebih lanjut, Erick menambahkan, pertemuan dengan Cina juga ingin mendiskusikan perbaikilan struktur kerja samanya. Itu termasuk isu kepemilikan hingga suku bunga.
"Kalau kita mau menjadi negara maju, namanya infrastrukturnya harus dibangun, apakah jalan tol, kereta api, pelabuhan, bandara yang memang pasti akan perlu waktu. Membangun infrastruktur perlu waktu," kata Erick.