REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap perusahaan energi saat ini dipastikan memiliki strategi untuk terlibat dalam masa transisi energi maupun penurunan emisi karbon. Tidak terkecuali dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Namun yang membedakan PHE memiliki program khusus untuk mengajak masyarakat ambil bagian secara langsung menekan emisi karbon melalui pemanfaatan potensi energi di wilayah sekitarnya sekaligus juga memberikan manfaat dari sisi ekonomi.
Arya Dwi Paramita, Sekretaris Perusahaan PHE, menjelaskan bahwa manajemen telah memiliki strategi inisiatif dalam upaya menuju Net Zero Emission (NZE) yaitu transisi gas, dekarbonisasi serta peluang penggunaan Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS). Namun ada satu inisiatif tambahan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat yaitu Desa Energi Berdikari (DEB).
"Pendekatan desa energi berdikari di sini kita memberikan awareness bahwa di sekitar mereka ada sumber energi tebarukan yang bisa manfaatkan. Kedua, dari awareness itu mereka bisa memanfaatkan. Ketiga, masyarakat mendapatkan manfaatnya tidak hanya dari sisi mendapatkan energi dengan mudah tapi juga dampak ekonomi," jelas Arya, Rabu (18/10/2023).
Sejauh ini ada 14 lokasi DEB yang memanfaatkan energi surya menghasilkan tenaga listrik sekitar 75,05 kWp dengan pengurangan emisi setara 109.962 ton CO2 per tahun dan dampak efisiensi ekonominya mencapai Rp 139 juta per tahun.
Kemudian ada tiga lokasi DEB yang kembangkan biogas dan gas metana dengan total gas yang dihasulkan sebesar 793.795 M3 per tahun. Sementara untuk estimasi pengurangan emisinya 335.580 ton CO2 per tahun dengan total estimasi efisensi mencapai Rp 589 juta per tahun.
Ada juga satu DEB hybrid memanfaatkan energi solar dan angin dengan energi yang dihasilkan masing-masing sekitar 0,5 kWp dan estimasi pengurangan emisinya 7,7 ton CO2 dengan estimasi efisiensi ekonominya sebesar Rp 7,7 juta per tahun. Serta ada dua lokasi pemanfaatan bioetanol. Produksi bioetanol sendiri sebesar 3.766,5 liter per tahun dengan total estimasi pengurangan emisi sebesar 7.525 ton CO2 per tahun dan efisiensi sebesar Rp 18,06 juta per tahun.
"Program program tersebut di sertifikasi, sehingga para local hero bisa sustain untuk berkembang. Program ini potential economic saving-nya mencapai Rp 757 juta per tahun dengan potensi reduksi emisi 343.219 ton setara CO2 sampai dengan September 2023," ujar Arya.