REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus PWI Pusat bakal segera mengembalikan marwah organisasi seperti ketika dilahirkan. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun dalam rapat perdana Dewan Penasihat PWI, Rabu (18/10/2023), di kantor PWI.
Menurut Hendry, ketika PWI lahir, persoalan-persoalan yang dibahas tidak sekadar soal jurnalisik belaka, melainkan soal-soal yang terkait dengan bangsa dan negara. Oleh sebab itu, ke depan, kata Hendry, PWI juga harus kembali terlibat dalam urusan kehidupan berbangsa dan perkembangan negara.
Selain itu, tambah Hendry, pada awal tumbuh dan berkembanganya PWI, para wartawan sangat menjaga integritas dan independensinya. “Kita perlu mengembalikan marwah PWI seperti ketika lahir dulu,” kata Hendry.
Hendry menuturkan, untuk langkah awal PWI memperbanyak program pendidikan. Dengan begitu diharapkan wartawan dapat meningkatkan kemampuan teknis jurnalistik dan wawasan kebangsaan.
Dewan Penasihat PWI Pusat terdiri atas sembilan orang dan diketuai oleh Ilham Bintang. Posisi wakil ketua ditempati oleh Timbo Sihaaan. Sementara, Wina Armada Sukardi menempati Sekretaris. Anggota lainnya masing-masing Retno Pinasti (Pemred SCTV), Helena Rea (BBC Indonesia), Budiman Tanuredjo (Kompas Group), dan Karni Ilyas ( ILC) serta Kiki Iswara (Rakyat Merdeka Group).
Ada pula Pangeran Gusti Rusli (Banjarmasin Post Group), Mohammad Yazid (mantan ketua PWI Sumut dan LKBN Antara) serta Agung Dharmajaya (ATVLI). Sedangkan, yang dari luar lingkungan kewartawanan ada Siswono Yudo Husodo dan Gories Mere.
Ilham Bintang menjelaskan, susunan Dewan Penasihat PWI sengaja dipilih dengan beragam latar belakang dan usia agar dapat menampung beragam aspirasi yang sedang berkembang di masyarakat.
Menurut Ilham, diminta atau tidak diminta, Dewan Penasihat akan senantiasa memberikan masukan kepada pengurus. "Ibarat pengantin, sebelum keluar, kita berperan menghias pengantin sampai tampil semenarik mungkin. Dengan begitu, Pengurus PWI saat bekerja dan berinteraksi dengan masyarakat telah berada pada posisi siap dan arah yang tepat,” kata Ilham.
Dalam rapat itu muncul pembahasan berbagai masalah. Mulai dari soal perekonomian perusahaan pers, kualitas wartawan, pengelolaan aset organisasi, antisipasi perkembangan kemajuan teknologi informasi seperti Artificial Intelligence (AI) sampai tindakan tegas wartawan yang melanggar ketentuan organisasi dan peraturan sosial.
“Semua saya catat dan perhatikan,” ujar Hendry.