REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi meminta, para penyuluh pertanian di 10 provinsi gerakan nasional (Gernas) memperkuat penanganan terhadap risiko El Nino. Menurutnya, peran penyuluh sangat penting terutama dalam mendukung target produksi Kementan di tahun 2024 yaitu sebesar 35 juta ton.
Adapun kesepuluh provinsi yang dimaksud adalah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan provinsi pendukungnya adalah Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
"Saya akan menemui bapak ibu semua di 10 provinsi yang memang berkonsentrasi pada peningkatan produksi. Saya minta arahan sumber dayanya (penyuluh) ke 10 provinsi ini," ujar Arief, Rabu (18/10/2023).
Implementasi satu penyuluh satu desa harus betul-betul dijalankan untuk memudahkan komunikasi dengan Kementerian Pertanian. Di sisi lain, Arief meminta agar pemerintah menjemput bola dengan menjadikan penyuluh sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Jadi satu desa satu penyuluh itu harus benar-benar kita jalankan. Harusnya sudah dari dulu karena kita perlu penyuluh. Kemudian saya juga minta agar mereka dijadikan PPPK namun dengan seleksi yang benar," katanya.
Arief mengatakan, selain kesiapan penyuluh, juga harus diikuti dengan ketersediaan pupuk. Arief sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan Direktur Pupuk Indonesa agar mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani.
"Kalau pupuk subsidi sulit untuk komersial harus ada. Saya sudah bawa Pak Ali Jamil (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan) sudah bawa Dirut Pupuk Indonesia holding kalau nanti kurang bayarnya akan kita tandatangani sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak punya pupuk di 26.000 outlet," katanya.
Ke depan, Arief berharap penyuluh dapat mengkomunikasikan program asuransi pertanian agar memiliki jaminan modal di saat sawah mereka memiliki masalah. Mentan mengaku telah menyiapkan semua sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan produktivitas.
"Untuk asuransi pertanian saya mohon para penyuruh mengkomunikasikan kepada para petani. Ini penting karena nanti bila ada gagal panen masih ada uang yang bisa digunakan untuk tanam berikutnya sebagai pengganti sehingga target produktivitas yang tadinya rata-rata 5,2 per hektar bisa meningkat 5,4 atau 5,5 (hektare). Tapi untuk daerah yang sudah bisa 7-8 ton tolong tingkatkan lagi supaya bisa 8 sampai 9 ton per hektare," katanya.