REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Arab Saudi, Qatar, Oman, Mesir, Aljazair, Lebanon, dan Libya merilis pernyataan resmi untuk mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza pada Selasa (17/10/2023).
Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk keras kejahatan keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel dengan mengebom rumah sakit hingga menyebabkan kematian ratusan warga sipil, termasuk anak-anak serta melukai orang-orang.
Dalam pernyataannya, Arab Saudi dengan tegas menolak serangan brutal itu dan meminta masyarakat internasional untuk berhenti menerapkan standar ganda terkait praktik kriminal Israel.
Kementerian Luar Negeri Qatar menggambarkan pemboman rumah sakit tersebut sebagai pembantaian brutal dan kejahatan keji terhadap warga sipil yang tidak berdaya. Qatar juga mengatakan tindakan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap ketentuan hukum internasional dan hukum humaniter internasional.
“Perluasan serangan Israel di Gaza yang mencakup sasaran sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan pusat populasi, dianggap sebagai peningkatan yang berbahaya dalam konfrontasi dan menandakan konsekuensi yang mengerikan bagi keamanan dan stabilitas kawasan,” kata Kemenlu Qatar.
Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan kecamannya atas pengeboman RS Baptist dan menekankan insiden itu adalah kejahatan perang. Kementerian Luar Negeri Mesir turut mengutuk serangan tersebut, dan menyatakan pengeboman yang disengaja terhadap fasilitas dan sasaran sipil merupakan pelanggaran serius terhadap ketentuan hukum internasional dan kemanusiaan, serta nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar.
Kantor Kepresidenan Aljazair juga mengutuk serangan yang disengaja terhadap rumah sakit di Gaza oleh pasukan pendudukan. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati juga mengecam tindakan tersebut. Pengeboman menyebabkan jatuhnya ratusan martir di RS Baptist di Gaza akibat kejahatan Israel.
Dia mengecam hati nurani dunia yang dianggap diam terhadap ketidakadilan. Di Libya, kepala Pemerintahan Persatuan Nasional Abdul Hamid Dbeibeh mengatakan dijadikannya RS Baptist sebagai target oleh pasukan pendudukan Israel adalah kejahatan brutal.
Sebelumnya pada Selasa, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf Al-Qudra mengatakan kepada Anadolu bahwa lebih dari 500 warga Palestina tewas akibat pengeboman Israel. Serangan itu adalah bagian dari konfrontasi Israel dengan kelompok Hamas Palestina dan faksi lainnya.
Israel terus melancarkan serangan intensif di Gaza selama 11 hari dan memutus aliran air, listrik, makanan, dan obat-obatan ke Jalur Gaza. Hal ini memicu peringatan lokal dan internasional akan adanya bencana kemanusiaan yang terjadi bersamaan dengan serangan dan penangkapan yang dilakukan Israel di kota-kota besar dan kecil di Tepi Barat yang diduduki.