Rabu 18 Oct 2023 18:39 WIB

Joe Biden Dukung Klaim Israel Tuduh Jihad Islam Aktor Penyerangan RS Al-Ahli di Gaza

Netanyahu menyangkal IDF bertanggung jawab atas serangan ke RS Al-Ahli Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, 18 Oktober 2023, di Tel Aviv.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, 18 Oktober 2023, di Tel Aviv.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendukung klaim Israel yang menyebut bahwa kelompok Jihad Islam bertanggung jawab atas serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan Biden ketika dia bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Rabu (18/10/2023).

“Saya sangat sedih dan marah atas ledakan di rumah sakit di Gaza kemarin. Dan berdasarkan apa yang saya lihat, sepertinya hal itu dilakukan oleh tim lain, bukan Anda,” kata Biden kepada Netanyahu.  

Baca Juga

Biden sebenarnya turut diagendakan bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah II. Namun Abbas dan Raja Abdullah II memutuskan membatalkan pertemuan dengan Biden menyusul serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza. Baik Palestina maupun Yordania menyalahkan Israel atas serangan brutal yang dilaporkan menewaskan lebih dari 500 orang tersebut.

Militer Israel telah membantah bertanggung jawab atas serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. Israel justru menuduh kelompok perlawanan Palestina di Gaza, yakni Jihad Islam, sebagai aktor di balik serangan ke rumah sakit tersebut.

Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengungkapkan, analisis sistem operasional IDF menunjukkan bahwa rentetan roket ditembakkan dari Gaza ketika Rumah Sakit Baptis Al-Ahli terhantam serangan udara pada Selasa (17/10/2023) malam lalu. Rentetan roket tersebut melintas di dekat Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.

“Intelijen dari berbagai sumber yang kami miliki menunjukkan bahwa Jihad Islam bertanggung jawab atas kegagalan peluncuran roket yang menghantam rumah sakit di Gaza. Saya ulangi, ini adalah tanggung jawab Jihad Islam yang membunuh warga tak bersalah di rumah sakit di Gaza,” ujar Hagari dalam sebuah pernyataan video, Rabu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun sudah merilis pernyataan yang menyangkal IDF bertanggung jawab atas serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. “Jadi seluruh dunia tahu: Teroris biadab di Gaza adalah mereka yang menyerang rumah sakit Gaza, bukan IDF. Mereka yang dengan kejam membunuh anak-anak kami, juga membunuh anak-anak mereka,” ujarnya, dilaporkan Times of Israel.

Pada Selasa malam lalu, sebuah serangan udara menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 500 orang meninggal dalam peristiwa tersebut. Palestina mengutuk keras serangan tersebut dan telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

“Presiden Mahmoud Abbas menyatakan bahwa tiga hari berkabung akan diperingati di seluruh Palestina atas korban serangan udara brutal Israel di rumah sakit Al-Ahli di Gaza, yang menyebabkan banyak orang tewas dan terluka. Presiden juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk duka atas para korban agresi Israel di rumah sakit Al-Ahli dan semua orang yang tewas akibat pendudukan,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.

Sebelum serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli terjadi, korban meninggal di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai sekitar 3.000 jiwa. Sementara korban luka dilaporkan nyaris menyentuh 10 ribu orang. Menurut PBB, serangan Israel ke Jalur Gaza juga telah menyebabkan 1 juta warga terlantar dan mengungsi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement