REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS — Selama dua bulan terakhir masalah kekeringan dilaporkan di sejumlah kecamatan wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis berupaya menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di wilayah terdampak kekeringan itu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan sejak 20 Agustus 2023. Setiap harinya bisa disalurkan sekitar 40 ribu liter air bersih.
“Jadi, total sampai sekarang sudah sekitar 2 juta liter air bersih yang disalurkan,” kata Memet kepada Republika, Rabu (18/10/2023).
Memet mengatakan, masalah kekeringan pada musim kemarau ini dilaporkan di 11 dari total 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis. Menurut dia, daerah terdampak kekeringan ini masih memungkinkan bertambah.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Memet mengatakan, diprakirakan musim hujan baru akan terjadi pada Desember 2023. Sejauh ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Status yang diberlakukan masih siaga darurat bencana kekeringan.
“Karena untuk menetapkan status tanggap darurat itu bencana yang terjadi harus mengganggu fasum (fasilitas umum) dan fasos (fasilitas sosial). Selain itu, ada korban akibat bencana. Kalau tidak ada indikator itu, tidak ditetapkan tanggap darurat,” kata Memet.
Meski demikian, Memet mengatakan, BPBD tetap bersiaga menyalurkan bantuan air bersih untuk warga di daerah terdampak kekeringan. Menurut dia, ketersediaan air untuk bantuan itu masih terbilang aman.