Rabu 18 Oct 2023 22:55 WIB

Kekeringan di 11 Kecamatan, BPBD Ciamis Salurkan 2 Juta Liter Air Bersih

BPBD Ciamis masih bersiaga menyalurkan bantuan air bersih.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Warga mengambil air dari hidran umum yang disediakan untuk tempat penampungan air bersih di wilayah Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Rabu (23/8/2023).
Foto: Dok BPBD Kabupaten Ciamis
Warga mengambil air dari hidran umum yang disediakan untuk tempat penampungan air bersih di wilayah Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Rabu (23/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS — Selama dua bulan terakhir masalah kekeringan dilaporkan di sejumlah kecamatan wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis berupaya menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di wilayah terdampak kekeringan itu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan sejak 20 Agustus 2023. Setiap harinya bisa disalurkan sekitar 40 ribu liter air bersih. 

Baca Juga

“Jadi, total sampai sekarang sudah sekitar 2 juta liter air bersih yang disalurkan,” kata Memet kepada Republika, Rabu (18/10/2023).

Memet mengatakan, masalah kekeringan pada musim kemarau ini dilaporkan di 11 dari total 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis. Menurut dia, daerah terdampak kekeringan ini masih memungkinkan bertambah.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Memet mengatakan, diprakirakan musim hujan baru akan terjadi pada Desember 2023. Sejauh ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Status yang diberlakukan masih siaga darurat bencana kekeringan.

“Karena untuk menetapkan status tanggap darurat itu bencana yang terjadi harus mengganggu fasum (fasilitas umum) dan fasos (fasilitas sosial). Selain itu, ada korban akibat bencana. Kalau tidak ada indikator itu, tidak ditetapkan tanggap darurat,” kata Memet.

Meski demikian, Memet mengatakan, BPBD tetap bersiaga menyalurkan bantuan air bersih untuk warga di daerah terdampak kekeringan. Menurut dia, ketersediaan air untuk bantuan itu masih terbilang aman.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement