REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Empat orang wisatawan asal Jakarta Utara, DKI Jakarta, dan Bogor terseret arus dan tenggelam di Pantai Sunset, Kabupaten Sukabumi pada Selasa (17/10/2023). Satu korban di antaranya sempat hilang tenggelam dan jasadnya baru ditemukan pada Rabu, (18/10/2023).
"Empat korban tersebut berinisial RA (12) asal Jakarta Utara, kemudian K (15), MI (12) dan RI (12) asal Bogor. Tiga korban berhasil diselamatkan, namun satu di antaranya yakni K ditemukan meninggal dunia pada Rabu, (18/10)," kata Kasat Polairud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar di Sukabumi, Rabu (18/10/2023).
Informasi yang dihimpun dari tim SAR, kecelakaan laut tersebut terjadi pada Selasa sekitar pukul 17.00 WIB, pada saat korban K dan ketiga temannya sedang berenang di Pantai Sunset, Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok, tiba-tiba datang ombak besar yang langsung menggulung mereka dan empat korban pun ikut terseret arus laut hingga ke tengah.
Tim Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi yang melihat kejadian itu langsung melakukan penyelamatan dan berhasil menyelamatkan tiga korban yakni MI, RI dan RA. Sementara, K tidak berhasil diselamatkan dan dinyatakan hilang tenggelam.
Pencarian pun dilanjutkan pada keesokan harinya atau pada Rabu, tim SAR gabungan dari Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD), Basarnas Pos Sukabumi, Polres Sukabumi, Balawista, TNI serta relawan potensi SAR lainnya melakukan pencarian dengan cara menyusuri pantai dan menyisir di sekitar lokasi kejadian dengan menggunakan perahu karet.
Tidak lama tim SAR gabungan mendapatkan informasi dari nelayan di Pantai Karanghawu, Kecamatan Cisolok yang di mana nelayan tersebut saat hendak menjaring ikan menemukan jasad K tersangkut di jaringnya. Tim SAR pun menuju lokasi dan langsung mengevakuasi jasad korban ke RSUD Palabuhanratu.
Informasinya, korban meninggal dunia ini merupakan santri dari Habib Bahar Bin Smith dan saat ini jasadnya sudah dikembalikan ke pihak keluarga. Bahkan Habib Bahar pun turun langsung untuk menjemput santrinya itu.
Tenda mengatakan dengan ditemukannya jasad korban maka operasi SAR ditutup, karena pihak dari keluarga korban tidak ingin dilakukan autopsi terhadap jasad K, maka disimpulkan kejadian ini murni karena musibah. Meskipun terdapat luka di tubuh korban, diduga saat tenggelam tubuhnya terbentur bebatuan karang, karena lokasi kejadian merupakan daerah berkarang.