Kamis 19 Oct 2023 07:25 WIB

Polda Metro Jaya Kerahkan 2.411 Personel Amankan Pendaftaran Capres-Cawapres

Pengamanan terfokus pada rute perjalanan pasangan calon capres dan cawapres.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
Petugas Gabungan berjaga di kawasan Bundaran HI saat pengalihan lalu lintas. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Gabungan berjaga di kawasan Bundaran HI saat pengalihan lalu lintas. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan memulai pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 19-25 Oktober 2023. Rencananya, pada hari pertama pendaftaran akan ada dua pasangan calon, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mendaftarkan diri ke KPU.

Untuk mengamankan rangkaian acara itu, Polda Metro Jaya mengerahkan ribuan personel gabungan. “Polda Metro Jaya akan menurunkan 2411 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan di back up oleh TNI serta unsur terkait dari Pemprov DKI Jakarta,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga

Menurut Susatyo, pengerahan pasukan ini terbagi menjadi tiga zona dengan 13 sektor pengamanan yang terfokus pada rute perjalanan pasangan calon capres dan cawapres. Pihaknya juga menyiapkan pasukan yang mobile apabila terjadi insiden yang tidak diinginkan.

Lalu jika terjadi stagnasi pada jalur dan rute tersebut, maka personel dari Ditlantas Polda Metro Jaya akan memberlakukan sistem buka tutup dan pengalihan arus.

“Pengalihan arus pada ruas jalan yang mengalami stagnasi dikarenakan oleh banyaknya simpatisan dari masing-masing bacapres/bacawapres yang hari ini mendaftarkan diri di KPU," kata Susatyo menegaskan.

Karena itu, Susatyo mengimbau kepada masyarakat untuk dewasa dalam berpolitik dan berdemokrasi. Dia menegaskan bahwa berbeda pilihan adalah hal yang wajar dalam iklim berdemokrasi. Ia mengajak semuanya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi utuhnya NKRI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement