Kamis 19 Oct 2023 12:24 WIB

Peternak Sapi Muda Gali Ilmu Manajemen Peternakan ke Belanda

Peternakan di Belanda sudah sangat maju dan secara optimal memanfaatkan teknologi.

Para peternak sapi perah perempuan belajar di Belanda.
Foto: Republika.co.id
Para peternak sapi perah perempuan belajar di Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data terkini menyatakan, sebaran tertinggi usia peternak sapi perah di Indonesia adalah 50-55 tahun. Isu regenerasi peternak sekaligus meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan memerlukan upaya bersama agar mereka bisa semakin berkembang.

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) pun mengundang 12 peternak muda yang memenangi program Young Progressive Farmer Academy (YPFA) untuk mengikuti pelatihan di Belanda pada akhir September 2023. Ke-12 pemenang tersebut diseleksi dari 36 finalis yang business plan-nya terpilih dari 101 proposal yang dikirimkan peserta.

Dairy Development and Project FDOV Manager PT FFI Akhmad Salwadi menjelaskan, ada 30 peternak laki-laki dan enam peternak perempuan yang masuk ke babak final. Mereka berasal dari 14 kabupaten di tiga provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Kunjungan ke peternakan di Belanda adalah salah satu pendorong semangat yang kami berikan kepada para peternak muda pemenang dalam YPFA 2023. Tujuannya untuk mendapatkan ilmu dan mempelajari praktik peternakan berkelanjutan terbaik di dunia," kata Akhmad dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Menurut dia, pengalaman itu diharapkan dapat menjadi penyemangat pemenang untuk meningkatkan pengelolaan peternakan sapi milikinya menjadi lebih baik. Kemudian, juga mengembangkannya hingga jumlah populasi bertambah plus susu perah yang dihasilkan semakin berkualitas. "Sehingga pendapatan ikut bertambah besar," ujar Akhmad.

Selama hampir dua pekan, ke-12 peternak muda dibagi dalam tiga kelompok dan tinggal bersama keluarga di tiga peternakan Belanda yang berbeda. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan, Tri Melasari menjelaskan, pembelajaran itu sangat positif dan memberi perspektif yang lebih luas tentang profesi peternak.

"Peternakan di Belanda sudah sangat maju dan secara optimal memanfaatkan teknologi. Peternak-peternak muda pemenang YPFA dapat mengambil hal-hal positif yang dipelajari di Belanda, menerapkan teknologi yang dapat diterapkan di peternakannya sendiri dan berbagi dengan para peternak lainnya," kata Tri.

Kristianti (23 tahun), ibu muda sekaligus anggota KPSBU Lembang, Jawa Barat mengaku, sudah beternak sapi perah lebih dari lima tahun. Sehari-hari ia berbagi peran dengan suaminya dalam mengurus 13 ekor sapi ternaknya.

"Banyak hal yang saya pelajari di peternakan Jos di Belanda ini. Kalau saya dan suami berdua mengurus sembilan ekor sapi laktasi dan empat ekor anakan, Jos ternyata mampu bekerja dengan istri dan anaknya untuk mengelola hampir 200 ekor sapi perah dan lahan peternakan," kata Kristianti.

Mirza Azmi (29 ), peternak yang bergabung di koperasi Rukun Santoso di Jawa Timur mengatakan, memiliki total 18 ekor sapi perah, terdiri atas 12 ekor sapi laktasi dan enam ekor anakan. Peternakannya berjalan di lahan sewaan seluas 10 ribu meter persegi (m2) dengan luas lahan kandang 1.600 m2.

"Keterlibatan saya di dunia peternakan sapi perah karena saya percaya industri ini punya potensi yang sangat besar, tapi anak muda jarang meliriknya. Apa yang saya dapat di Belanda sangat bermanfaat dan bahwa kita juga bisa membangun peternakan yang berkelanjutan," ujar Mirza.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement