Kamis 19 Oct 2023 13:37 WIB

Dua Tanda Bahaya Ini Memungkinkan Ibu Depresi Sakiti Bahkan Bunuh Anaknya

Keluarga harus waspada apabila ibu mulai melakukan aksi yang menyakiti dirinya.

Rep: Desy Susilawati / Red: Friska Yolandha
Seorang ibu mendorong kereta bayi. Kenali gejala baby blues dan postpartum syndrome.
Foto: AP/Andreea Alexandru
Seorang ibu mendorong kereta bayi. Kenali gejala baby blues dan postpartum syndrome.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat tidak diatasi dengan baik, ibu yang mengalami baby blues akan berkembang menjadi postpartum depression. Hal ini memungkinkan ibu tersebut akan menyakiti dirinya juga anaknya. Bahkan bisa sampai terjadi bunuh diri juga mengakhiri hidup anandanya.

Sebelum itu terjadi, kenali tanda bahaya yang menunjukkan bahwa ibu akan menyakiti diri sendiri juga anaknya.

Baca Juga

Apa saja tanda bahayanya?

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Zulvia Oktanida Syarif, menjelaskan sang ibu sebenarnya bisa mengenali dari dirinya sendirim kenali pikiran-pikiran untuk mengakhiri hidup atau melukai anaknya. Pikiran ini pada saat tahap awal, sebenarnya masih bisa membedakan mana realita dan bukan. 

"Masih bisa membedakan, kok aku punya pikiran kaya gini ya, harusnya tidak boleh ya aku punya pikiran seperti ini," ujarnya dalam wawancara ekslusif dengan beberapa media belum lama ini.

Jadi si ibu masih bisa berfikir ditahap-tahap awal. Tahapan ini sangat penting karena jika dibiarkan, pikirannya makin kuat. Pikiran ini akan berkembang dan makin keluar jalur atau menyimpang 

"Akhirnya lama-lama yakin, iya kali ya, lebih baik mati aja kali ya. Bener kali ya, lebih baik anakku di surga aja. Aku mati bareng-bareng kali ya," kata Zulvia.

Si ibu, lanjutnya, sudah tidak bisa lagi membedakan ini realita atau bukan. "Jadi memang tahap awal yang dialami adalah pikiran. Orang luar tidak bisa melihat, itu yang susah," ujarnya.

Namun, ketika ada gejala-gejala mood seperti mudah menangis, sedih, murung, perubahan emosi (emosi tidak stabil), kita bisa dekati segera. "Karena itu tanda-tanda bahaya yang bisa lebih awal kita intervensi," tambahnya.

Kedua, ibu mulai melakukan aksi yang membahayakan seperti memukul anak. Ada juga yang anaknya menangis bukannya ditenangkan tetapi malah ditutup bantal.

Ini menurut Zulvia sudah tanda yang sangat berbahaya. Jika sudah ada aksi, ibu melakukan suatu tindak kekerasan atau mengarah ke arah mengakhiri hidup anak maupun dirinya seperti melukai diri dengan benda tajam, tidak mau makan berhari-hari, membentur-benturkan kepala ketika nangis dan marah.

 "Jadi ada action, perilaku, yang cenderung ke arah melukai diri, mencederai diri atau anaknya," tambahnya. 

Zulvia mengimbau, jika ibu sudah seperti itu, keluarga harus segera membawa ke tenaga medis. Hal itu bertujuan agar ibu dapat segera ditangani dan mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement