REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mendarat di Israel pada Kamis (19/10/2023) untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog sebelum melanjutkan perjalanan ke ibu kota regional lainnya. Sunak memperingatkan bahwa eskalasi di Gaza harus dihentikan menyusul pengeboman Israel di Rumah Sakit Al-Ahli Baptis pada Selasa (17/10/2023).
Sunak menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa di Israel dan Gaza. Dia memperingatkan terhadap peningkatan konflik lebih lanjut di wilayah tersebut.
“Setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi. Ledakan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza harus menjadi momen penting bagi para pemimpin di wilayah tersebut dan di seluruh dunia untuk bersatu menghindari eskalasi konflik yang berbahaya. Kami akan menjadi yang terdepan dalam upaya ini," ujar Sunak.
Sunak mendesak pembukaan perbatasan Mesir yang memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza secepatnya. Pembukaan perbatasan Mesir memungkinkan warga negara Inggris yang terjebak di Gaza untuk keluar.
Setidaknya tujuh warga negara Inggris telah tewas dan sembilan orang lainnya hilang sejak perang Hamas-Israel. Bersamaan dengan kunjungan Sunak, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly akan melakukan perjalanan ke Mesir, Turki dan Qatar selama tiga hari ke depan untuk membahas konflik tersebut dan mencari resolusi damai. Inggris mengatakan ketiga negara tersebut penting bagi upaya internasional untuk menegakkan stabilitas regional, membebaskan sandera dan memungkinkan akses kemanusiaan ke Gaza.
"Kami akan bertemu dengan para pemimpin senior di sana untuk membahas upaya mencegah penyebaran konflik, kebutuhan mendesak untuk membuka perbatasan Rafah dengan Mesir agar bantuan dapat menjangkau mereka yang membutuhkan dan agar Hamas melepaskan sandera," kata pernyataan Inggris.