Jumat 20 Oct 2023 06:06 WIB

Asupan Serat Masyarakat Zaman Now Lebih Rendah, Bisa Sebabkan Ini

Makanan kaya serat berdampak positif pada kehidupan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Penelitian selama puluhan tahun telah menunjukkan manfaat kesehatan pola makan kaya serat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Penelitian selama puluhan tahun telah menunjukkan manfaat kesehatan pola makan kaya serat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian selama puluhan tahun telah menunjukkan manfaat kesehatan pola makan kaya serat. Beberapa di antaranya termasuk usus yang lebih sehat, umur yang lebih panjang, juga penurunan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.

Sayangnya, dari studi terkini, terungkap bahwa generasi saat ini cenderung makan serat jauh lebih sedikit dibandingkan generasi nenek moyang terdahulu. Di Amerika Serikat, survei nasional berulang kali menemukan bahwa hanya sedikit orang yang mengonsumsi cukup serat.

Baca Juga

Dari tahun 2015 hingga 2018, sebuah penelitian menunjukkan bahwa hanya empat persen pria dan 12 persen perempuan yang memenuhi rekomendasi asupan serat. Sementara, seseorang dianjurkan menyantap 21 hingga 38 gram sehari, tergantung usia dan jenis kelaminnya.

Jumlah serat tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan apa yang mungkin dikonsumsi oleh nenek moyang. Ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Universitas Pittsburgh, Stephen O’Keefe mencontohkan, masyarakat pemburu-pengumpul di Tanzania dahulu diperkirakan mengonsumsi sebanyak 100 gram sehari.

"Kekurangan serat secara kolektif sebagian disebabkan oleh pengolahan makanan modern yang menghilangkan sebagian besar serat dari makanan. Akibatnya, masyarakat mungkin kehilangan banyak manfaat sehatnya," kata O’Keefe, dikutip dari laman Straits Times, Rabu (18/10/2023).

Profesor ilmu pangan dan nutrisi di Universitas Minnesota, Joanne Slavin, menyoroti pentingnya asupan serat makanan. Serat termasuk dalam kelompok besar karbohidrat yang tidak dapat dipecah oleh sistem pencernaan.

"Tidak seperti gula dan pati, yang dicerna dan diserap di usus kecil, serat bergerak melalui usus, dan mempengaruhi tubuh secara berbeda tergantung pada jenis seratnya," ujarnya.

Beberapa serat membentuk zat seperti gel yang memperlambat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan. Profesor dietetika di King’s College London, Kevin Whelan, menjelaskan fungsinya, yaitu dapat mengurangi lonjakan gula darah dan menurunkan kolesterol.

"Serat lain dapat memberi makan mikroba usus, sehingga berkontribusi terhadap mikrobioma usus yang sehat.  Dan yang lain lagi dapat menambah bahan pencernaan dan mencegah sembelit," tutur Whelan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement