Kamis 19 Oct 2023 14:48 WIB

Agar Bahagia Saat Malam Pertama di Alam Kubur

Kematian adalah sesuatu yang pasti menghampiri setiap yang hidup.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Menggali kuburan (ilustrasi).
Foto: Antara
Menggali kuburan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kematian adalah sesuatu yang pasti menghampiri setiap yang hidup. Dan setelah kematian itu berlalu, tempat pertama yang akan disinggahi adalah alam kubur.

Syekh Aidh Al Qarni dalam buku Malam Pertama di Alam Kubur menjelaskan, pada hari seorang manusia ditempatkan di dalam sebuah lubang kubur seorang diri tanpa teman, istri, dan anak-anak, ia hanya akan ditemani oleh amalnya sendiri.

Baca Juga

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al An’am ayat 62, “Summa rudduuu ilallaahi mawlaahumul haqq; alaa lahul hukmu wa Huwa asra'ul haasibiin.”

Yang artinya, “Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) ada pada-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.”

Syekh Aidh menjelaskan bahwa malam pertama di alam kubur adalah malam di mana para ulama menangis, para pemimpin mengadu, dan para penyair meratap. Sungguh, bila kematian sudah datang, maka sekali-kali manusia tidak akan mungkin dikembalikan lagi ke dunia.

“Maka pada hari itu engkau akan melihat semua amal perbuatan. Hari itu juga engkau akan menyesal; yakni ketika memang dirimu tak bisa lagi berbuat kemaksiatan,” kata Syekh Aidh.

Ketika sampai di alam kubur, manusia tidak akan bisa mengajak bicara mereka yang maish hidup. Ia tidak akan keluar menemui mereka yang masih hidup satu malam pun. Ia tidak bisa menciumi anak-anaknya, dan tidak sekalipun ia bangun untuk melihat istrinya yang maish hidup.

Itulah malam pertama di alam kubur. Namun demikian, ada malam-malam lain bagi seseorang yang baik perbuatannya. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat At Tur ayat 21, “Wallaziina aamanuu wattaba'at hum zurriyyatuhum biiimaanin alhaqnaa bihim zurriyyatahum wa maaa alatnaahum min 'amalihim min shai'; kullum ri'im bimaa kasaba rahiin.”

Yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Sehingga, kata Syekh Aidh, dengan kebaikan itulah manusia akan ditemani di liang kubur pada malam terputusnya komunikasi dengan semua yang masih hidup. Baik itu dengan keluarga, harta, anak, maupun sahabat.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement