Kamis 19 Oct 2023 15:45 WIB

Kemeja Putih Mahfud, Ada Cerita Kegagalan di 2018, Dikenakan Saat Daftar Cawapres 2023

Megawati menugaskan Mahfud MD untuk mereformasi hukum agar adil untuk masyarakat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menyapa ribuan pendukungnya yang berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Foto: Dok TPN GP
Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menyapa ribuan pendukungnya yang berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal Agustus 2018, Mahfud MD telah diminta untuk mengukur dan menyiapkan kemeja putih. Dua hal tersebut dilakukan karena Mahfud akan diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Joko Widodo di Pilpres 2019.

Namun, pada 9 Agustus 2018, keputusan untuk menjadikannya pendamping dari Jokowi tiba-tiba berubah. Padahal, ia sudah diminta untuk bersiap menggunakan kemeja putih tersebut dan menunggu di Restoran Tesate, tepat di seberang Plataran Resto yang menjadi tempat Jokowi mengumumkan bakal cawapresnya.

Baca Juga

Itulah sedikit cerita gagalnya kemeja putih tersebut dipakai Mahfud untuk menghadapi kontestasi nasional. Kendati demikian tepat pada hari ini, kemeja tersebut kembali dipakainya untuk mendaftar sebagai cawapres dari Ganjar Pranowo ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Mahfud menuturkan ada pesan Tuhan saat berpidato di depan pendukungnya bersama Ganjar, di Tugu Proklamasi, Jakarta. Kemeja putih tersebut kini menjadi saksi dirinya gagal dan kini berhasil maju dalam kontestasi nasional pada 2024.

"Ada pesan Tuhan di baju ini, ditunda dulu untuk dipakai ke KPU dan hari ini bisa dipakai untuk mendaftar," ujar Mahfud di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Patung Soekarno dan Mohammad Hatta di Tugu Proklamasi kini menjadi tempat bersejarah bagi rakyat Indonesia dan dirinya. Sebab tugu tersebut juga menjadi tempat kedua bapak bangsa itu menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

"Pesan merdeka menyatakan kemerdekaannya menyatakan kemerdekaan itu kita berharap kemerdekaan kita adalah merdeka yang bermartabat bukan merdeka yang tidak bermartabat. Dan dijadikan permainan oleh kekuatan-kekuatan lain," ujar Mahfud MD.

Kemeja dititipkan ke Ibunda di Madura...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement