REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pemain sepak bola Muslim mendapat kecaman karena berbicara tentang perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung. Beberapa di antaranya terancam skors, sementara yang lainnya dikritik habis-habisan karena mengunggah dukungan kepada Palestina di media sosial.
Pada 17 Oktober, pesepak bola Belanda, Anwar El Ghazi, diskors oleh klub Jerman, Mainz 05, karena unggahannya di media sosial mengenai perang. "El Ghazi mengambil sikap terhadap konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah yang dianggap tidak dapat diterima oleh klub," kata Mainz 05 dalam pernyataan yang diunggah di X.
"Mainz 05 (menghargai) fakta bahwa terdapat beragam perspektif mengenai konflik kompleks yang telah berlangsung selama beberapa dekade di Timur Tengah. Namun, klub (sedang) menjauhkan diri dari konten unggahan media sosial tersebut, karena tidak sejalan dengan nilai-nilai klub," demikian pernyataan Mainz 05.
Unggahan El Ghazi yang menyatakan dukungan bagi Palestina telah dihapus sejak Ahad (15/10/2023). Mainz 05 mengatakan, mereka telah terlibat dalam diskusi mendalam dengan El Ghazi sebelum menjatuhkan skors.
Sementara itu, klub sepak bola Prancis, Nice telah menskors pesepakbola Aljazair Youcef Atal karena mengunggah dukungan bagi Palestina di media sosial. Penangguhan Atal dilaporkan terjadi dua hari setelah jaksa Prancis mulai menyelidiki pesepak bola tersebut atas dugaan 'mengagungkan terorisme', menyusul pengaduan dari polisi lokal.
"Mengingat sifat dari publikasi bersama dan keseriusannya, klub mengambil keputusan untuk segera mengambil sanksi disipliner pertama terhadap pemain tersebut, sebelum sanksi tersebut dapat diputuskan oleh otoritas olahraga dan peradilan. Oleh karena itu, klub telah memutuskan untuk menangguhkan Youcef Atal hingga pemberitahuan lebih lanjut," demikian pernyataan Nice, dilaporkan Alarabiya, Kamis (19/10/2023).
Atal menghadapi kritik luas karena dilaporkan membagikan video dari seorang ulama Palestina di Instagram, yang konon menyerukan kekerasan terhadap orang-orang Yahudi. Nice mengatakan, Atal telah menghapus unggahan tersebut dan mengeluarkan permintaan maaf kepada publik dan tertulis.
Sementara itu, bintang sepak bola Prancis, Karim Benzema, yang kini bermain untuk klub Saudi Al-Ittihad, juga menghadapi reaksi balik setelah ia menyatakan dukungannya kepada masyarakat Gaza melalui unggahan di media sosial. "Semua doa kami untuk penduduk Gaza yang sekali lagi menjadi korban pengeboman tidak adil yang tidak menyisakan perempuan atau anak-anak," ujar Benzema di Instagram-nya.
Kritik tersebut semakin meningkat setelah Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin menuduh Benzema memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, yang dianggap Prancis sebagai organisasi teroris. Dalam wawancara yang disiarkan televisi dengan saluran TV CNews, Darmanin mengatakan, Prancis telah menutup 1.100 perusahaan milik umat Muslim.
"Kami telah menutup 1.100 perusahaan Islam. Dan dalam beberapa minggu terakhir, saya sangat tertarik, Benzema punya hubungan dengan Ikhwanul Muslimin," ujar Darmanin.
Menyusul komentar Darmanin, Senator Prancis Valerie Boyer menuntut agar kewarganegaraan Prancis Benzema dicabut. Boyer juga menyerukan agar penghargaan Ballon D’or 2022 yang diraih Benzema ditarik.
“Jika Karim Benzema dikaitkan dengan Ikhwanul Muslimin, kita setidaknya harus menarik Ballon d’Or (sanksi simbolis) darinya, dan yang terpenting, kewarganegaraan Prancisnya. Berkolaborasi dengan mereka yang menyatakan perang terhadap kita sama saja dengan mengkhianati negara," ujar Boyer.
Sementara itu, para penggemar sepak bola meminta klub London Tottenham Hotspur untuk mengambil tindakan terhadap pemain Israel, Manor Solomon atas unggahannya yang mengecam rakyat Palestina. Beberapa jam setelah Israel mengebom Rumah Sakit Al-Ahli Baptis di Gaza, yang menewaskan sedikitnya 500 orang, Solomon menyalahkan warga Palestina karena membunuh rakyatnya sendiri dan menyalahkannya kepada Israel. Sejauh ini, Tottenham FC belum memberikan komentar apa pun atas unggahan Solomon.
Fan mempertanyakan perilaku selektif klub sepak bola terhadap beberapa pemain setelah mengeklaim sikap mereka adalah untuk menjauhkan politik dari permainan. "Dapatkah Tottenham FC menangguhkan Manor Solomon, setelah postingan ini, seperti yang dilakukan Nice dan Mainz terhadap Youcef dan Anwar El Ghazi," ujar seorang warganet yang diidentifikasi sebagai Hessien Emish.