REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lonjakan harga pangan khususnya beras yang terjadi di tengah-tengah masyarakat telah mendongkrak inflasi di sejumlah daerah. Kondisi ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain fenomena El Nino, dampak krisis pangan dunia juga turut andil di balik kenaikan harga kebutuhan pokok harian tersebut.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengungkapkan, Menurut dia, fenomena El Nino dan musim kemarau yang berlangsung lebih panjang telah berdampak kekeringan di sejumlah wilayah.
"Situasi ini, tentu saja juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas sejumlah komoditas pertanian, khususnya tanaman pangan," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Wilayah dan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Tengah, di Kota Semarang, Kamis (19/10/2023).
Di sisi lain, jelas Pj gubernur, krisis pangan yang terjadi di level global juga memaksa sejumlah negara mengambil berbagai kebijakan tertentu guna mengamankan persediaan komoditas pangan.
Salah satunya adalah kebijakan untuk memperketat ekspor atau impor komoditas pangan. Sehingga kemudian juga berimplikasi pada peningkatan harga sejumlah komoditas pangan yang ada di dalam negeri. "Kondisi inilah yang kemudian turut mendorong terjadinya inflasi akibat harga komoditas pangan melonjak di tingkat konsumen," lanjutnya.
Atas situasi itu, masih ungkap Nana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah kemudian mengeluarkan kebijakan strategis untuk mengendalikan lonjakan inflasi. "Di antaranya menggelontorkan cadangan beras ke daerah-daerah yang memiliki tingkat miskin ekstrem dan masuk kategori rawan pangan di Jawa Tengah," kata Pj gubernur.