Kamis 19 Oct 2023 19:25 WIB

OKI: Israel Lakukan Terorisme Terorganisasi dan Kejahatan Perang

Pendudukan Israel bertentangan dengan semua nilai kemanusiaan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anak ditemukan dari puing-puing bangunan tempat tinggal yang rata akibat serangan udara Israel, di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 19 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Seorang anak ditemukan dari puing-puing bangunan tempat tinggal yang rata akibat serangan udara Israel, di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 19 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggambarkan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza sebagai terorisme negara yang terorganisasi dan kejahatan perang.

Organisasi tersebut menyampaikan kecaman kerasnya atas pembantaian brutal Israel di Rumah Sakit Baptis di Jalur Gaza. "(Serangan tersebut) merupakan terorisme secara terorganisir dan kejahatan perang," kata OKI dalam pernyataannya, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (19/10/2023).

Baca Juga

Pernyataan OKI juga menyampaikan pendudukan Israel bertanggung jawab atas konsekuensi kejahatan, praktik teroris, dan serangan brutal terhadap rakyat Palestina. Ini bertentangan dengan semua nilai kemanusiaan dan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Organisasi tersebut meminta komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi untuk menghentikan kejahatan perang yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza dan memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina.

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf Al-Qudra mengatakan lebih dari 500 warga Palestina gugur dalam pengeboman Israel yang menargetkan Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza.

"Pembantaian Rumah Sakit Baptist tidak ada bandingannya dan tidak dapat dijelaskan. Ratusan korban tiba di rumah sakit dan kru ambulans masih mengeluarkan bagian-bagian tubuhnya," tuturnya.

Selain itu, akibat serangan Israel yang dilancarkan ke Gaza, ratusan ribu orang rakyat Palestina terpaksa pergi dari wilayah utara Jalur Gaza menuju Khan Younis yang berada di Jalur Gaza selatan.

Hamas mengatakan, 400 ribu dari 1,1 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza utara menuju ke selatan melalui Jalan Salahuddin selama 48 jam terakhir. Ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa mengikuti perintah Israel untuk pergi dari sana.

Bagi banyak orang, ancaman bom Israel dan invasi yang akan datang, membatalkan perintah Hamas untuk tetap bertahan. Warga sipil Palestina pun pergi menuju Khan Younis karena pilihan harus pergi ke mana sangatlah terbatas.

Namun Khan Younis berada dalam keadaan terpuruk dan tidak siap menghadapi populasinya yang berlipat ganda dalam semalam. Setiap ruangan, gang, dan jalan dipenuhi oleh pria, wanita, dan kalangan muda. Mereka tidak memiliki tempat lain yang bisa dituju.

Kota Khan Younis yang biasanya dihuni oleh 400 ribu orang, kini telah membengkak menjadi lebih dari satu juta orang dalam semalam. Selain dari wilayah utara, mereka juga datang dari wilayah timur yang sangat menderita akibat perang 2014.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement