Jumat 20 Oct 2023 03:58 WIB

Negeri dan Tikus yang Menghancurkan Bendungan Ma'rib 

Negeri Saba awalnya adalah sebuah negeri yang begitu makmur.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Negeri dan Tikus yang Menghancurkan Bendungan Ma'rib. Foto:  Foto: Ilustrasi Alquran
Foto: EPA/ SHAHZAIB AKBER
Negeri dan Tikus yang Menghancurkan Bendungan Ma'rib. Foto: Foto: Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Negeri Saba awalnya adalah sebuah negeri yang begitu makmur. Masyarakatnya hidup berkecukupan dengan suburnya lahan pertanian dan perkebunan mereka. Itu semua karena pada awalnya mereka memegang erat agama tauhid. 

لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ  ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ  ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ

Baca Juga

Sungguh, pada (kaum) Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.” (Alquran surat Saba ayat 15). 

Raja-raja Saba membangun bendungan yang kokoh dan besar di antara dua gunung sehingga air melimpah dan mengalir ke perkebunan. Dengan itu mereka pun bisa menanam pohon dan tanaman dengan hasil yang baik. Ahli sejarah menjelaskan bahwa bendungan tersebut berada di Ma'rib kota yang berjarak 3 hari perjalanan dengan Shan'a dan dikenal dengan bendungan Ma'rib. 

كانت سبأ ملوك اليمن وأهلها ، وكانت التبابعة منهم، وبلقيس -صاحبة سليمان - منهم. وكانوا في نعمة وغبطة في بلادهم ، وعيشهم واتساع أرزاقهم و زروعهم وثمارهم . وبعث الله إليهم الرسل تأمرهم أن يأكلوا من رزقه ، ويشكروه بتوحيده وعبادته ، فكانوا كذلك ما شاء الله ثم أعرضوا عما أمروا به ، فعوقبوا بإرسال والتفرق في البلاد ايدى سبأ، شذر مذر ، 

Artinya: Saba adalah raja-raja Yaman dan rakyatnya, dan Tababi'ah bagian dari Saba, dan ratu Bilqis -sahabatnya nabi Sulaiman - bagian dari Saba. Dan mereka berada dalam kenikmatan dan kemakmuran dalam negeri mereka, dan dalam pencahariannya, hasil panennya dan buah-buahannya. Dan Allah mengutus kepada mereka rasul yang memerintahkan mereka agar memakan rezeki yang diberi Allah dan bersyukur kepadaNya dengan bertauhid dan beribadah kepadaNya. Makan mereka pun seperti itu dalam waktu yang dikehendaki Allah, kemudian mereka berpaling dari perintah tersebut. Maka mereka dihukum dengan dikirimkan banjir besar dan perpecahan di dalam negeri yang kacau. (Lihat tafsir Qur'an Al Adzim karya Ibnu Katsir, cetakan Dar Thayyibah linnasyri wa Tauzi, Saudi, jilid 6 halaman 504).

Tetapi setelah itu, bangsa Saba melupakan nikmat yang telah Allah berikan pada mereka. Bahkan mereka pun menyekutukan Allah. Sebab itu, negeri Saba yang tadinya kaya dan makmum, seketika hancur lebur diterjang banjir yang begitu besar. 

فَاَعْرَضُوْا فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ اُكُلٍ خَمْطٍ وَّاَثْلٍ وَّشَيْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيْلٍ

Artinya: Akan tetapi, mereka berpaling sehingga Kami datangkan kepada mereka banjir besar (banjir besar akibat jebolnya bendungan Ma'rib) dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) berbuah pahit, pohon asal (sejenis cemara) dan sedikit pohon sidir (bidara). (Alquran surat Saba ayat 16).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menjelaskan faa'ridu (akan tetapi mereka berpaling) adalah berpaling dari Allah dengan menyembah matahari. Artinya, kaum Saba yang tadinya bertauhid kemudian menyembah matahari. 

قوله : (فأعرضوا) أي : عن توحيد الله وعبادته وشكره على ما أنعم به عليهم ، وعدلوا إلى عبادة الشمس، كما قال هدهد سليمان: (فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ . إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ . وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ) (النمل : ٢٢-٢٤).

Artinya: Firman Allah (Fa'aridu/Akan tetapi, mereka berpaling) yakni berpaling dari tauhid, dan ibadah kepada Allah, dan bersyukur kepadaNya atas apa-apa nikmat yang telah diberikan kepada mereka. Dan mereka berpaling kepada menyembah matahari. Seperti perkataan burung hud-hud kepada nabi Sulaiman. (Allah berfirman): Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (surat An Naml ayat 22-24). (Lihat  tafsir Qur'an Al Adzim jilid 6 halaman 507).

Muhammad bin Ishaq berkata dari Wahb bin Munabbih bahwa Allah mengutus sebanyak 13 nabi kepada kaum Saba. Namun demikian, kaum Saba menyimpang dari ajaran tauhid yang dibawa para nabi itu dan menyembah matahari. Oleh karena itu Allah mendatangkan banjir besar. Pada surat Saba ayat 16, Ibnu Katsir menjelaskan lafaz  al 'arimi ( الْعَرِم) itu adalah air. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah lembah. 

Maksudnya Allah mengirimkan banjir besar kepada kaum Saba. Sebagian mufasir menjelaskan bahwa banjir besar itu datang karena jebolnya bendungan Ma'rib yang kokoh dibangun oleh kerajaan Saba. 

وذكر غير واحد منهم ابن عباس ، ووهب بن منبه ، وقتادة ، والضحاك ، أن الله ، عز وجل ، لما أراد عقوبتهم بإرسال العرم عليهم ، بعث على السد دابة من الأرض ، يقال لها: الجرذ. 

Artinya: disebutkan lebih dari satu orang dan diantara mereka adalah Ibnu Abbas, Waab bin Munabbih, Qatadah, dan Dhohak mengatakan bahwa Allah ketika akan menghukum mereka (kaum Saba) dengan mengirimkan banjir besar kepada mereka, maka Allah mengirim binatang dari tanah ke bendungan yang disebut dengan al juradz. (tafsir Qur'an Al Adzim, jilid 6, 507).

Menurut Wahb bin Munabbih penyebab kerusakan bendungan Maarib yang dibuat kerajaan Saba itu adalah al juradz atau tikus tanah. Tikus-tikus itu masuk ke dalam bendungan dan menghancurkan kaitan bendungan hingga menimpa kaum Saba. Begitu juga disebutkan oleh Qatadah bahwa al juradz  itu tikus tanah. Tikus-tikus itu menggali tanah hingga menjadi rapuh. Lalu datang hujan lebat  air yang mengalir dari lembah menghantam dan menghancurkan bendungan itu. Pepohonan, bangunan, semuanya roboh dan hanyut terbawa banjir. 

Alhasil pertanian dan perkebunan negeri Saba rusak semua, begitupun dengan bangunan-bangunannya. Bahkan disebutkan dalam surat Saba ayat 16 di atas bahwa Allah menggantikan kebun-kebun di negeri Saba itu dengan ditumbuhi pepohonan yang berbuah pahit atau pohon arak yang berduri dan sedikit dari pohon Sidr.  

Inilah yang terjadi pada kaum Saba disebabkan kekafiran dan kesyirikan mereka kepada Allah dan mendustakan kebenaran serta berpalingnya mereka kepada kebatilan. 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement