Jumat 20 Oct 2023 04:05 WIB

Seorang Muslim Terus Tertimpa Masalah, Pertanda Apa?

Persoalan hidup yang datang bertubi-tubi tak ada hubungannya dengan kemurkaan Allah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga disabilitas tuna netra berdoa bersama saat tausiyah usai penyerahan santunan sosial di Masjid Syuhada, Yogyakarta, Kamis (21/9/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga disabilitas tuna netra berdoa bersama saat tausiyah usai penyerahan santunan sosial di Masjid Syuhada, Yogyakarta, Kamis (21/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mubaligh Mesir Mustafa Husni menyampaikan penjelasan terkait seorang Muslim yang tidak henti-hentinya mengalami persoalan hidup. Jika seseorang mengalami masalah terus-menerus, pertanda apa itu?

Husni menjelaskan, persoalan hidup yang datang bertubi-tubi tidak ada hubungannya dengan kemurkaan Allah SWT. Dia mengingatkan, hal terpenting adalah segera introspeksi diri atau melakukan muhasabah untuk kemudian kembali dekat kepada Allah SWT.

Baca Juga

"Jika tidak merasa telah berbuat dosa, maka belajarlah untuk merasa cukup. Dengan begitu, tidak ada timbul rasa iri hati atau apapun. Selama berzikir pagi dan sore, rasa iri tidak akan menyentuhnya," jelasnya, seperti dilansir Masrawy, Kamis (19/10/2023).

Sepatutnya seorang Muslim memetik pelajaran dari cobaan yang dialami oleh Nabi Yusuf AS. Nabi Yusuf dalam segala cobaan yang dialaminya, merenungi berbagai penyebab yang melatarbelakanginya, dan menyerahkan segala urusan kepada Allah, serta juga menolak Zulaikha, istri Al Aziz.

"Nabi Yusuf kala itu berkata 'Penjara lebih aku cintai daripada apa yang mereka hadirkan untukku.' Setelah melewati masalah ini, Nabi Yusuf menjadi Menteri Keuangan kala itu di Mesir.

Ketakwaan Nabi Yusuf yang begitu dalam, diabadikan dalam Alquran. "Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka), dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Yusuf ayat 33)

Karena itu, cobaan atau ujian paling sulit sekali pun itu bukan pertanda murka dari Allah. Cara menghadapinya adalah terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan bersabar.

Bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT adalah kunci menghadapi segala bentuk cobaan. Kesabaran harus dilakukan tanpa mengeluh dan bertindak sesuai keadaan, dan dari sinilah pahala Allah SWT akan besar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement