REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan militer Iran pada Kamis (19/10/2023), memperingatkan Israel jika terus menerus melancarkan serangan di Gaza, akan menyebabkan keterlibatan pihak lain dalam konflik tersebut.
“Berlanjutnya kejahatan rezim Zionis, bersama dengan dukungan dan bantuan langsung dari negara-negara tertentu, telah membuat situasi menjadi lebih rumit dan dapat menarik aktor-aktor lain ke dalam konflik ini,” kata Kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, dilansir dari Alarabiya, Kamis (19/10/2023).
Bagheri menyerukan tindakan internasional segera untuk menghentikan kejahatan Israel dan memberikan bantuan kepada rakyat Gaza. Dalam percakapan telepon terpisah dengan Menteri Pertahanan Qatar, Bagheri memperingatkan bahwa jika kebrutalan Israel tidak berhenti, ada kemungkinan reaksi dari kelompok perlawanan.
Iran umumnya menggunakan istilah seperti “kekuatan perlawanan”, “kelompok perlawanan”, “front perlawanan”, dan “poros perlawanan” untuk merujuk pada jaringan kelompok regional yang didukungnya. Jaringan ini mencakup organisasi-organisasi seperti kelompok Hamas di Palestina, Hizbullah Lebanon, serta berbagai kelompok di Irak dan Suriah, serta Houthi di Yaman.
Dalam pembicaraan teleponnya dengan Menteri Pertahanan Qatar, Bagheri mendesak negara-negara regional untuk mencegah pemindahan senjata dan peralatan dari pangkalan AS di Timur Tengah ke wilayah pendudukan. Qatar, yang memiliki hubungan baik dengan Hamas dan Iran, adalah rumah bagi Pangkalan Udara Al Udeid, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah.
Peperangan Israel dan Hamas semakin memanas, setelah Hamas melemparkan roket pada 7 Oktober lalu. Sebagai tanggapan, Israel telah menargetkan Hamas di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 3.700 orang. Serangan roket Hamas juga merupakan bentuk perlawanan Palestina atas penjajahan terus menerus Israel dan menghalangi-halangi Muslim dari Al-Aqsa
Teheran, sumber utama dukungan finansial dan militer untuk Hamas, memuji serangan Hamas pada 7 Oktober sambil menyangkal keterlibatan apa pun dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.
Israel telah lama menuduh Iran memperburuk kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran membantah dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Selama bertahun-tahun, Iran dan Israel terlibat dalam konflik terselubung, dan Iran menuduh Israel mengatur serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya.