REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) yang didirikan pada 2015 mencatat per Agustus 2023 sebanyak 5,3 juta UMKM memiliki pinjaman aktif layanan pendanaan berbasis teknologi informasi, dengan total outstanding sebesar Rp 19,3 triliun.
Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar mengatakan pihaknya mendukung pertumbuhan sektor produktif, terutama UMKM, untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional
"Hingga kini pendanaan industri fintech telah menyalurkan dana sebesar Rp 677,51 triliun sejak industri ini hadir," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (19/10/2023).
Menurutnya sektor UMKM memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto sebesar 61 persen atau senilai Rp 9.580 triliun dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.
"Dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan bagi UMKM, AFPI berusaha memberikan akses pendanaan inklusif melalui fintech lending," ucapnya.
Menanggapi hal ini, Putera Dwi Karunia, pendiri UMKM bidang fashion retail, menyatakan berkat pendanaan dari fintech, perusahaannya dapat berkembang di tengah keterbatasan modal yang ada sebelumnya.
Hal serupa disampaikan oleh Andreas Widiananto, pemilik UMKM yang bergerak bidang usaha mozarella cheese dan butter, yang menyatakan bantuan fintech lending meningkatkan omzet bisnisnya dari Rp 100 juta-Rp 200 juta per bulan menjadi rata-rata Rp 1,6 miliar per bulan.