REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang besar sedang terjadi antara Hamas dan zionis Israel di Gaza, Palestina sejak 7 Oktober lalu. Peperangan tersebut mengganggu banyak aktivitas warga, baik di Gaza maupun Israel. Lalu bagaimana dengan kompetisi sepak bola mereka apakah tetap berjalan?
Meskipun konflik terjadi secara berkepanjangan, aktivitas kompetisi sepak bola profesional mereka tetap lancar. Di Palestina, Liga Palestina dibagi menjadi dua, yakni Liga Premier Tepi Barat dan Liga Premier Jalur Gaza.
Pembagian ini tak lepas dari situasi konflik di Jalur Gaza yang tak kunjung selesai. Maka agar roda sepak bola Palestina tetap berjalan, pemisahan ini dilakukan. Dua kompetisi sama-sama berjalan. Namun, nantinya juara masing-masing kompetisi tersebut akan bertemu di final Piala Palestina.
Pemenang dari Piala Palestina ini nantinya akan mendapatkan tiket kualifikasi Liga Champions Asia. Ada beberapa tim kuat di masing-masing kompetisi tersebut.
Untuk Liga Premier Tepi Barat, Shabab Al-Khaleel SC di antara tim besar Palestina. Mereka telah memenangkan tujuh kali Liga Premier Tepi Barat. Pemuncak klasemen sementara musim ini Shabab Al-Dhahiriyah juga salah satu tim kuat dengan dua gelar Liga Premier Tepi Barat. Termasuk Markaz Balata dan Hilal Al-Quds Club.
Sementara itu, Liga Premier Jalur Gaza mungkin lebih sulit dalam menjalankan pertandingan karena situasi konflik. Kendati demikian kompetisi mereka tetap berjalan dan terdapat beberapa tim kuat di antaranya Khadamat Rafah yang memegang enam gelar Liga Premier Jalur Gaza.
Saat ini Khadamat Rafah duduk di posisi kedua klasemen sementara. Tertinggal satu poin dari pemuncak klasemen Al Ittihad Shujaiyyah.