Jumat 20 Oct 2023 11:10 WIB

Israel Pembunuh Anak-Anak

Korban serangan Israel telah meningkat menjadi lebih dari 3.500 orang

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina, utamanya perempuan dan anak-anak jadi korban terbanyak dari serangan Israel.
Foto: republika
Warga Palestina, utamanya perempuan dan anak-anak jadi korban terbanyak dari serangan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat kesehatan Palestina, jumlah korban gugur akibat serangan Israel di Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 3.500 orang dan lebih dari 12.000 orang terluka.

Di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, para pria bergegas menuju rumah sakit utama Nasser dengan membawa anak-anak yang tewas dan terluka dalam gendongan mereka. Mereka membawa korban baik di ambulans dan bagian belakang truk bak terbuka, setelah sebuah bom menghantam sebuah rumah pada siang hari bolong.

Baca Juga

Petugas medis mengatakan empat orang tewas dan banyak yang terluka, sebagian besar adalah anak-anak pengungsi dari Gaza utara yang sedang bermain sepak bola di sebuah lapangan di sebelahnya.

"Saya melihat potongan-potongan tubuh, anak-anak yang terpotong-potong, apa yang harus saya gambarkan kepada Anda?" kata Hassan Al-Hindi, seorang tetangga yang melihat serangan itu. "Mereka membunuh anak-anak," teriaknya.

Warga Gaza mencemooh sikap yang menjanjikan hanya 20 truk bantuan untuk 2,3 juta orang yang terputus dari makanan, air, bahan bakar, dan pasokan medis.

"Kami tidak menginginkan apapun dari negara-negara Arab dan asing kecuali menghentikan pemboman yang kejam terhadap rumah-rumah kami," kata El-Awad El-Dali (65 tahun) yang berbicara di dekat rumah-rumah yang hancur.

Di daerah lain, sebuah distrik perbelanjaan menjadi puing-puing, dengan ranjang bayi berwarna merah muda terbalik di tanah, jendela-jendela toko pakaian pecah dan kendaraan rusak.

"Saya berusia lebih dari 70 tahun, saya telah hidup melalui beberapa perang, tidak pernah seperti ini," kata Rafat Al-Nakhala, yang datang ke sana setelah mematuhi perintah Israel agar warga sipil mengungsi dari Kota Gaza di bagian utara.

PBB mengatakan bahwa sekitar setengah dari warga Gaza telah kehilangan tempat tinggal, masih terjebak di dalam daerah kantong tersebut, salah satu tempat yang paling padat penduduknya di dunia.

Penderitaan mereka telah membuat marah Timur Tengah, sehingga menyulitkan Biden dan para pemimpin Barat lainnya untuk menggalang sekutu Arab untuk mencegah perang menyebar.

Sebelum Biden pergi, ia membuat permohonan kepada warga Israel untuk mengendalikan kemarahan mereka. "Meskipun Anda merasakan kemarahan itu, janganlah termakan olehnya. Setelah peristiwa 9/11, kami sangat marah di Amerika Serikat. Dan meskipun kami mencari keadilan dan mendapatkannya, kami juga melakukan kesalahan."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement