Jumat 20 Oct 2023 14:53 WIB

Moskow: Serangan ke RS di Gaza Bisa Dihindari Jika Resolusi Rusia Diadopsi DK PBB

Rancangan resolusi ini memperoleh 5 suara setuju, 4 menentang, dan 6 abstain.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan suara pada rancangan resolusi gencatan senjata dalam perang Hamas dan Israel.
Foto: AP Photo/Bebeto Matthews
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan suara pada rancangan resolusi gencatan senjata dalam perang Hamas dan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia menyesalkan rancangan resolusi yang diajukannya di Dewan Keamanan PBB tentang jeda kemanusiaan di Jalur Gaza gagal diadopsi. Menurutnya, jika resolusi tersebut berhasil disahkan, serangan udara ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza tidak akan terjadi.

“Jika Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi rancangan Rusia pada 16 Oktober yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza, ada kemungkinan serangan roket tragis di kompleks Rumah Sakit Al-Ahli, yang korbannya, menurut data yang ada, lebih dari 800 warga Palestina, sebenarnya bisa dihindari,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Kamis (19/10/2023).

Baca Juga

Rusia menilai, penundaan terhadap jeda kemanusiaan tidak hanya akan menambah korban jiwa dan luka. “Namun, juga penderitaan yang terus berlanjut dari warga sipil yang menjadi tawanan di daerah kantong yang dikepung dan secara umum, menjadi sandera konflik Palestina-Israel selama bertahun-tahun yang belum terselesaikan,” ujar Kemenlu Rusia. 

Pada Senin (16/10/2023) lalu, resolusi rancangan Rusia yang berisi seruan gencatan senjata dan koridor kemanusiaan dalam perang antara Hamas dan Israel gagal disahkan di Dewan Keamanan PBB. Rancangan resolusi tersebut memperoleh lima suara setuju, empat menentang, dan enam lainnya abstain. Amerika Serikat (AS) termasuk di antara negara yang menentang.

“Hari ini, seluruh dunia menunggu dengan napas tertahan hingga Dewan Keamanan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri pertumpahan darah, namun delegasi negara-negara Barat pada dasarnya telah mengabaikan harapan tersebut,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia setelah berakhirnya pemungutan suara.

Selain Rusia, Brasil juga mengajukan rancangan resolusi serupa. Namun rancangan resolusi tersebut juga gagal diadopsi pada Rabu (18/10/2023) akibat diveto AS.

Cina kemudian menyampaikan penyesalan mendalam atas langkah Washington memveto rancangan resolusi tersebut. “Cina sangat kecewa karena AS memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Palestina-Israel,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning, Kamis (19/10/2023), dikutip Anadolu Agency.

Mao menekankan, Dewan Keamanan PBB harus bertindak untuk meredakan konflik dan mencegah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Pertempuran terbaru antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023 lalu.

Hingga berita ini ditulis, sedikitnya 3.859 warga Palestina di Jalur Gaza terbunuh akibat serangan Israel. Sementara warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas mencapai setidaknya 1.400 orang. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement