Jumat 20 Oct 2023 16:41 WIB

Tiga Ciri Khas dari Mushaf Gontor yang Baru Diluncurkan

Mushaf Gontor karya seni kaligrafi yang mengharumkan Indonesia.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Erdy Nasrul
Pelajar Pondok Modern Darussalam Gontor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Foto: Dok Gontor
Pelajar Pondok Modern Darussalam Gontor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gontor secara resmi telah meluncurkan awal penulisan mushaf Alquran, beberapa pekan lalu. Setidaknya terdapat tiga hal yang istimewa dan menjadi kekhasan dari Mushaf Gontor ini yang perlu disimak. 

Yang pertama, sebagaimana diapresiasi Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ), Ustadz Abdul Aziz Sidqi, mushaf Alquran ini dinilai akan menjadi mushaf pertama yang ditulis oleh pesantren.

Baca Juga

“Yang menerbitkan mungkin sudah banyak, tapi yang menulis sendiri dengan Mushaf standar Indonesia dan akan mencetaknya ini baru Gontor pada umur ke 100 tahun ini,” kata Ustadz Abdul Aziz Sidqi, dalam rilis yang diterima Republika, Jumat (20/10/2023). 

Adapun keistimewaan yang kedua, menurut lulusan PTIQ ini, Mushaf Gontor akan ditulis oleh hanya satu orang khattat. Di mana hal itu dinilau sebagai suatu kelebihan, karena ia akan istiqomah menulis di sini dan seni khatnya tidak tercampur-campur. 

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Mushaf Gontor ini akan ditulis oleh Ustadz Muhammad Nur, Lc., M.H., yang telah mendapatkan ijazah pada khat naskhi dari kaligrafer Maroko, Syeikh Belaid Hamidi.

Ustadz Muhammad Nur menerangkan bahwasannya ada dua segi yang harus dipersiapkan. Yaitu persiapan zhahir dan batin atau fisik dan non-fisik. Dalam segi non-fisik, Ustadz Muhammad Nur menekankan pentingnya niat penulisan sebagai ibadah lillahi ta’ala.

Beliau juga menyampaikan bahwa penulisan ini telah menjadi amanah Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor. “Harapannya, dapat menjadi legasi atau warisan bagi generasi yang akan datang,” kata dia. 

Dalam pelaksanannya, Ustadz Muhammad Nur dibantu oleh tim yang akan mensupport persiapan zhahir seperti alat tulis, peralatan digitalisasi master, tim pentashihan internal, tim dokumentasi dan persiapan teknis lainnya. Sehingga beliau dapat lebih fokus dalam mempersiapkan mental dan spiritual.

Lebih lanjut, Ustadz Abdul Aziz Sidqi juga mengapresiasi pilihan Gontor untuk menulis mushaf ini sesuai dengan Mushaf Standar Indonesia.

"Oleh karena itu Insya Allah akan kami kawal sampai selesai, dalam arti sampai proses pentashihannya selesai," kata dia. 

Bentuk nyata dukungan ini salah satunya terwujud dalam fasilitasi LPMQ bagi tim mushaf Gontor untuk pelatihan digitalisasi mushaf bersama Ustadz Saifuddin El-Cavi dari Forum Pelayan Al-Quran (FPQ) yang dilaksanakan tepat setelah launching penulisan mushaf Gontor.

Keistimewaan ketiga dari Mushaf Gontor ini adalah hasil dari digitalisasi master mushaf akan dikembangkan menjadi font jenis naskhi, untuk memperkaya jenis font Arab yang sudah ada. 

“Dengan demikian, manfaat dari proses penulisan mushaf ini dapat dirasakan lebih luas lagi oleh seluruh umat di Indonesia, bahkan dunia,” kata Ustadz Hakam Ar Rosyada, M.Pd.I., Wakil Ketua II Panitia Penerbitan Mushaf Al-Quran Gontor yang _concern_ dalam digitalisasi master mushaf Gontor.

Amanah dari umat

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement