Jumat 20 Oct 2023 17:47 WIB

Sambut Inisiatif PLN, Lembaga Penjamin Investasi China Teken MoU Perkuat Pendanaan Hijau

Percepatan akses pendanaan hijau untuk menjalankan agenda transisi energi Indonesia.

Red: Gita Amanda
PT PLProses penandatanganan MoU antara PLN yang diwakili oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kiri) dengan Sinosure yang diwakili oleh Vice Chairman, President Sinosure, Sheng Hetai (kanan) terkait dengan percepatan akses pendanaan hijau untuk menjalankan agenda transisi energi di IndonesiN (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu lembaga pembiayaan dan penjaminan investasi asal China, Sinosure, Selasa (17/10/2023).
Foto: PLN
PT PLProses penandatanganan MoU antara PLN yang diwakili oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kiri) dengan Sinosure yang diwakili oleh Vice Chairman, President Sinosure, Sheng Hetai (kanan) terkait dengan percepatan akses pendanaan hijau untuk menjalankan agenda transisi energi di IndonesiN (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu lembaga pembiayaan dan penjaminan investasi asal China, Sinosure, Selasa (17/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- PT PLN (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu lembaga pembiayaan dan penjaminan investasi asal China, Sinosure, Selasa (17/10/2023). Kerja sama PLN dengan Sinosure merupakan langkah percepatan akses pendanaan hijau untuk menjalankan agenda transisi energi di Indonesia.

Bertepatan dengan Indonesia-China Business Forum (ICBF) di Beijing, PLN dan Sinosure melanjutkan peluang kerja sama untuk penjaminan pembiayaan transisi energi. Lewat kerja sama ini diharapkan PLN juga mendapatkan pendampingan dari Sinosure dalam hal perencanaan program transisi energi yang mampu mendorong pertumbuhan investasi.

Baca Juga

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN merupakan lokomotif transisi energi di Indonesia. Memiliki sumber daya alam yang melimpah namun tersebar di seluruh kepulauan membuat tantangan pelaksanaan transisi energi butuh dukungan pendanaan yang tidak sedikit.

"Kami bergerak cepat untuk bisa menyelesaikan mismatch antara sumber energi dengan pusat demand lewat pembangunan super grid dan green enabling transmission line. Pengembangan dua infrastruktur penting ini membutuhkan dukungan pembiayaan yang besar sehingga mampu mengakselerasi target pengurangan emisi global," kata Darmawan.