Jumat 20 Oct 2023 19:04 WIB

Hattrick, Investasi Luar Jawa Lampaui Jawa

Bahlil berharap capaian ini bisa dilanjutkan pemimpin Indonesia berikutnya.

Red: Fuji Pratiwi
Menteri Investasi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Menteri Investasi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan selama tiga tahun berturut-turut realisasi investasi di luar Jawa tercatat lebih tinggi dibandingkan di Jawa.

Data Kementerian Investasi/BKPM mencatat sepanjang Januari-September 2023, realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp 545,8 triliun atau 51,8 persen dari total pada periode tersebut sebesar Rp 1.053,1 triliun, sementara di Jawa Rp 507,3 triliun (48,2 persen).

Baca Juga

"Alhamdulillah, sekalipun gempuran fasilitas di Jawa cukup bagus, dari sisi infrastruktur, sumber daya dan logistik, tapi kita mampu melakukan penetrasi agar betul-betul di luar Jawa juga menjadi perhatian khusus. Akhirnya, pemerataan terus terjadi, ini yang dikatakan Presiden untuk bangun Indonesia tidak boleh Jawa sentris, tapi Indonesia sentris," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi di Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Capaian realisasi investasi di luar Jawa yang terus tumbuh telah terjadi selama 13 kuartal berturut-turut atau tiga tahun berturut-turut. Menurut Bahlil, sebagai putera dari timur, hal tersebut menjadi kebanggaan baginya.

Ia pun mengingatkan bahwa kebanggaan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sentris bisa dicapai. "Kalau saya selesai jadi menteri, kalau orang tanya sama saya, 'Apa Bahlil kau kerja untuk luar Jawa?' Saya mau kasih tahu bahwa tiga tahun berturut-turut (investasi) luar Jawa lebih tinggi," kata pria yang menyelesaikan pendidikan tingginya di Tanah Papua itu.

Bahlil juga berharap konsep pembangunan dan pemerataan ekonomi Indonesia atau Indonesia sentris bisa dilanjutkan oleh pemimpin Indonesia ke depan.

"Ini bukan persoalan karena saya dari luar Jawa, bukan. Tapi, ini adalah doktrin Bapak Presiden bahwa untuk membangun Indonesia tidak boleh Jawa sentris, tapi Indonesia sentris. Mudah-mudahan Presiden ke depan bisa melanjutkan ini lagi. Biasanya sih, kalau calon presiden yang dengar-dengar dengan Bapak Jokowi, insya Allah ilmunya Pak Jokowi akan turun. Dengar-dengar ya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement