REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Tank-tank Israel telah memulai serangan darat di Gaza Utara pada Jumat (20/10/2023). Namun tidak hanya di Gaza, kendaraan tempur Israel juga bersiap membuka front tempur lain di Tepi Barat yang berbatasan dekat dengan Lebanon.
Kementerian Pertahanan Israel memerintahkan penduduk kota terbesar di Israel dekat perbatasan Lebanon, Kiryat Shmona, untuk mengungsi ke tempat lain yang lebih jauh. Antisipasi terbukanya perang di front lain ini, setelah bentrokan di perbatasan antara Israel dan Lebanon, setelah gerakan Hizbullah meluncurkan roket ke wilayah Israel.
Lebanon telah menjadi lawan Israel yang juga paling mematikan sejak perang besar-besaran pada tahun 2006. Di Tepi Barat, kementerian kesehatan Palestina mengatakan 13 orang tewas termasuk lima anak-anak setelah pasukan Israel menyerbu dan melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Nur Shams di dekat Tulkarm.
Wilayah tersebut, juga telah mengalami bentrokan paling mematikan sejak pemberontakan intifada kedua yang berakhir pada tahun 2005. Para diplomat khawatir konflik dapat menyebar lebih jauh.
Sementara pihak Pentagon pada hari Kamis (19/10/2023), mengatakan bahwa sebuah kapal perang Angkatan Laut AS yang beroperasi di Laut Merah bagian utara mencegat tiga rudal jelajah dan beberapa pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh gerakan Houthi di Yaman, yang berpotensi mengarah ke Israel.
Houthi, seperti Hamas di Gaza dan Hizbullah Lebanon, didukung oleh Iran, yang telah memuji serangan Hamas terhadap Israel meskipun menyangkal berada di belakangnya.