REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari kedua pelaksanaan pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38, Kamis (19/10/2023), mencatatkan nilai kontrak dagang sebesar 625 juta dolar atau atau sekitar Rp 9,3 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari 60 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) eksportir Indonesia dengan para pembeli internasional.
Adapun pada gelaran hari pertama, ditandatangani 99 kontrak dagang dengan total nilai sebesar 4,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 77,7 triliun. Pameran fisik gelaran TEI ke-38 kali ini masih akan berlangsung hingga Ahad (22/10/2023) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.
“Masih akan ada penandatanganan kontrak- kontrak dagang berikutnya hingga akhir pameran fisik TEI ke-38 pada Ahad (22/10/2023),” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi dalam keterangan tertulisnya dikutip Republika, Jumat (20/10/2023) malam.
Ia menjelaskan, penandatanganan kontrak dagang hari kedua melibatkan eksportir Indonesia dengan 15 negara mitra yaitu Kanada, Hongaria, Ghana, Nigeria, Vietnam, Australia, Meksiko, Jerman, Jepang, Mesir, Persatuan Emirat Arab (PEA), Thailand, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris.
Dari penandatanganan kontrak dagang tersebut, nilai terbesar berasal dari pembeli PEA sebesar 295,6 juta dolar AS. Nilai kontrak dari PEA ini bahkan didominasi produk perhiasan sebesar 280 juta dolar AS.
Nilai kontrak terbesar selanjutnya pada hari kedua tersebut adalah Mesir dengan 193,5 juta dolar AS, diikuti Inggris 50 juta dolar AS, Meksiko 21 juta dolar AS, dan Ghana 12,5 juta dolar AS.
“Produk-produk Indonesia yang termasuk dalam kontrak dagang hari kedua meliputi antara lain perhiasan, makanan dan minuman, karpet, dekorasi rumah, peralatan kaca, teh, bulu mata palsu, peralatan dapur, biji kopi, obat batuk, pupuk organik, produk kertas, modest fashion, dan bubuk kakao,” kata Didi.
Seperti diketahui, pada gelaran TEI ke-38 ini, Kemendag menargetkan total transaksi yang dicetak dalam rangakaian expo bisa mencapai 11 miliar dolar AS.
Target transaksi itu naik dari nilai yang ditargetkan tahun 2022 lalu sebesar 10 miliar dolar AS. Namun, jauh lebih kecil dari realisasi transaksi yang berhasil dibukukan sebesar 15,8 miliar dolar AS.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, menyampaikan, gelaran TEI sekaligus menjadi salah satu pendongkrak ekspor yang diandalkan pemerintah setiap tahunya. Sebab, selain menjadi momentum kontrak jual-beli, juga menjadi kesempatan bagi para pengusaha untuk meneken kesepakatan kerja sama bisnis.
“TEI tahun ini diharapkan mampu meningkatkan nilai ekspor dengan target transaksi dagang 11 miliar dolar AS. Pelaksanaan kali ini juga akan dilakukan penandatanganan commitment buying mission sebanyak 187 MoU (Memorandum of Understanding) dari 32 negara,” kata Jerry.