REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat. Hal tersebut didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
"Pada kuartal III 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 10,34 persen secara tahunan sehingga mencapai Rp 116,54 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Oktober 2023, Kamis (16/10/2023).
Sementara itu, nilai transaksi digital banking tercatat Rp 15.148,71 triliun atau tumbuh sebesar 12,83 persen secara tahunan. BI juga mencatat nominal transaksi QRIS tumbuh 87,90 persen secara tahunan dan mencapai Rp 56,92 triliun.
"Jumlah pengguna QRIS 41,84 juta dan jumlah merchant 29,04 juta di mana sebagian besar merupakan UMKM," tutur Perry.
Dia memastikan, Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Selain itu juga melakukan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara untuk mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas ekonomi serta keuangan digital.
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp 2.041,72 triliun. Angka tersebut turun sebesar 4,94 persen secara tahunan.
Dari sisi pengelolaan uang rupiah, Perry mengatakan jumlah uang kartal yang diedarkan pada kuartal III 2023 meningkat 6,16 persen secara tahunan sehingga menjadi Rp 961,59 triliun. Selain itu, Bank Indonesia juga terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI melalui program pengedaran uang Rupiah ke daerah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T) serta kegiatan Kas Keliling, Kas Titipan dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat.