REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Kelompok Hamas telah membebaskan dua warga Amerika Serikat (AS) yang mereka sandera ketika melancarkan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Hamas menyebut, pembebasan itu dilakukan dengan alasan kemanusiaan sebagai respons atas upaya mediasi yang dijalankan Qatar.
“Sebagai respons terhadap upaya Qatar, Brigade (Ezzedine) Al-Qassam membebaskan dua warga negara Amerika karena alasan kemanusiaan, serta untuk membuktikan kepada rakyat Amerika dan dunia bahwa klaim yang dibuat (Presiden AS Joe) Biden dan pemerintahan fasisnya adalah salah serta tidak berdasar,” kata Hamas dalam pernyataan yang diunggah di saluran Telegram-nya, Jumat (20/10/2023), dikutip laman Daily Sabah.
Brigade Al-Qassam adalah sayap militer Hamas. Dua warga AS yang dibebaskan adalah seorang ibu dan putrinya. Namun Hamas tak menjelaskan kapan dan bagaimana proses pembebasan dilakukan. Menurut laporan Israel Broadcasting Corporation, beberapa sumber di pemerintahan Israel sudah mengonfirmasi pembebasan dua warga AS tersebut.
Pada Jumat lalu, militer Israel mengatakan bahwa sebagian besar warganya yang ditawan Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza masih hidup. “Mayoritas sandera masih hidup. Ada juga jenazah yang dibawa ke Jalur Gaza,” katanya.
Belum diketahui secara pasti ada berapa banyak warga Israel yang disandera oleh Hamas. Namun Hamas telah menyampaikan bahwa terdapat 13 sandera yang sudah tewas akibat agresi Israel ke Jalur Gaza.