REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komentator pemenang Hadiah Pulitzer, Thomas Friedman, pada akhir tahun 1990-an terkenal dengan klaimnya bahwa dua negara yang memiliki gerai McDonald's tidak pernah berperang. Namun, ketika pertikaian berkecamuk antara Israel dan Hamas, jaringan restoran cepat saji ikonik Amerika ini berperang dengan dirinya sendiri.
Waralaba McDonald’s di Timur Tengah telah mempertimbangkan pihak-pihak yang bertikai dalam konflik tersebut. Cabang-cabangnya di negara-negara Muslim menolak keputusan McDonald’s Israel yang memberikan makanan gratis kepada militer Israel.
Waralaba di Arab Saudi, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Bahrain dan Turki telah menjauhkan diri dari mitra Israel mereka. Mereka secara kolektif menjanjikan lebih dari tiga juta dolar AS untuk mendukung warga Palestina yang dibombardir di Gaza.
“Mari kita semua menggabungkan upaya kita dan mendukung masyarakat di Gaza dengan segala yang kita bisa. Kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melindungi negara kami tercinta dan seluruh negara Arab dan Muslim dari segala kejahatan dan kebencian,” ujar McDonald’s Oman dalam unggahan di X pada Ahad lalu.
Statement from McDonald’s Oman pic.twitter.com/SzKz7lhmgk
— McDonald’s Oman (@Mcdonaldsoman) October 14, 2023
McDonald’s Oman menjanjikan 100 ribu dolar AS untuk upaya bantuan kemanusiaan di Gaza.
Sejak mengumumkan dukungan terhadap tentara Israel, McDonald’s Israel...