REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya atas ancaman serangan Israel ke Rumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza. WHO menegaskan, rumah sakit harus dilindungi dan tak boleh menjadi target serangan.
"Laporan mengkhawatirkan tentang perintah evakuasi yang dikirim ke Rumah Sakit Al-Quds di Gaza. Pasien yang sakit dan terluka, serta petugas kesehatan, ada di dalam. Ratusan lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, mencari perlindungan di halaman rumah sakit. Kesucian layanan kesehatan harus dihormati setiap saat," kata WHO dalam pernyataan yang diunggah di akun X resminya, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Sabtu (21/10/2023).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus turut menyampaikan kekhawatirannya atas perintah evakuasi yang dilayangkan Israel ke Rumah Sakit Al-Quds. "Laporan yang meresahkan tentang perintah evakuasi untuk Rumah Sakit Al-Quds. Seperti yang telah berulang kali ditekankan oleh WHO, mustahil bagi rumah sakit yang penuh sesak ini untuk mengevakuasi pasien dengan aman. Mereka harus diizinkan untuk menjalankan fungsi penyelamatan nyawa mereka. Mereka harus dilindungi," ucapnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkalia mengimbau masyarakat internasional dan seluruh organisasi hak asasi manusia internasional untuk turut tangan membantu melindungi Rumah Sakit Al-Quds. Alkalia khawatir, Rumah Sakit Al-Quds mungkin menghadapi nasib serupa dengan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang hancur diserang roket.
Bulan Sabit Merah Palestina mengaku telah menerima peringatan dari militer Israel untuk segera mengevakuasi para pasien di Rumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza. Peringatan semacam itu menjadi penanda bahwa Israel hendak melancarkan serangan udara ke bangunan tersebut.
Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan, terdapat lebih dari 400 pasien dan 12 ribu warga sipil yang mengungsi di Rumah Sakit Al-Quds. Menurut mereka, Israel mengancam akan mengebom rumah sakit tersebut. “Kami menyerukan kepada dunia untuk mengambil tindakan segera dan mendesak untuk mencegah pembantaian baru seperti yang terjadi di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli,” kata Bulan Sabit Merah Palestina, Jumat (20/10/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka telah memberi tahu Isael bahwa para pasien di Rumah Sakit Al-Quds berada dalam kondisi sangat kritis. Pada Selasa (17/10/2023) lalu, sebuah serangan udara menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan itu membunuh setidaknya 471 orang dan melukai 342 lainnya. Sementara komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan, jumlah korban meninggal dalam insiden itu berkisar antara 100 hingga 300 orang.
Serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dikecam banyak negara dan organisasi internasional. Palestina mengumumkan tiga hari berkabung nasional sebagai respons atas serangan brutal tersebut.
Militer Israel telah membantah bertanggung jawab atas serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. Israel justru menuduh kelompok perlawanan Palestina di Gaza, yakni Jihad Islam, sebagai aktor di balik serangan ke rumah sakit itu.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengungkapkan, analisis sistem operasional IDF menunjukkan bahwa rentetan roket ditembakkan dari Gaza ketika Rumah Sakit Baptis Al-Ahli terhantam serangan udara pada Selasa malam lalu. Rentetan roket tersebut melintas di dekat Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.
"Intelijen dari berbagai sumber yang kami miliki menunjukkan bahwa Jihad Islam bertanggung jawab atas kegagalan peluncuran roket yang menghantam rumah sakit di Gaza. Saya ulangi, ini adalah tanggung jawab Jihad Islam yang membunuh warga tak bersalah di rumah sakit di Gaza," ujar Hagari dalam sebuah pernyataan video, Rabu (18/10/2023).
Jihad Islam telah dengan tegas membantah tudingan Israel yang menyebutnya bertanggung jawab atas serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza. Dalam keterangannya yang dirilis Rabu, Jihad Islam mengungkapkan, mereka dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza berkomitmen tidak menggunakan tempat ibadah dan fasilitas umum, khususnya rumah sakit. Oleh sebab itu, Jihad Islam menegaskan bahwa tuduhan Israel yang menyebutnya aktor penyerangan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli salah dan tidak berdasar.
"Musuh Zionis berusaha keras untuk menghindari tanggung jawab atas pembantaian brutal yang dilakukannya dengan membom Rumah Sakit Nasional Arab Baptis di Gaza melalui kebohongan yang biasa ia lakukan, dan dengan menyalahkan gerakan Jihad Islam di Palestina," kata Jihad Islam dalam pernyataannya, dikutip laman Iran Front Page.