REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK–Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengaku saat ini sedang merancang sebuah pusat pertanian perkotaan atau urban farming center di wilayahnya. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan produksi sayur, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sayur di dalam kota.
"Ini yang sedang dipikirkan bersama, bagaimana Pemkot Depok menyediakan lahan yang cukup luas untuk bisa membuat sentralisasi urban farming," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani dalam keterangannya pada Sabtu (21/10/2023).
Menurut Widyati, dengan memiliki pusat urban farming, kota dapat meningkatkan produksi bahan pangan, seperti sayuran. Urban farming center diharapkan dapat memasok kebutuhan sayur di Kota Depok.
Dia menyebut, peluang industri ini cukup besar. Sebab, beberapa waktu lalu Pekaranan Pangan Lestari (P2L) Kampung Caraka RW 03 Cilangkap melakukan panen perdana. Pasca panen, sudah ada yang memesan untuk memasok kebutuhan perusahaan setempat, untuk jenis kangkung dan bayam.
"Di Duren Seribu juga sudah bisa memenuhi kebutuhan warga sekitar. Bahkan, sudah bisa menjual ke luar daerah, perkembangannya cukup bagus," kata Widyati.
Harga beberapa komoditi sayuran yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi saat ini disebutnya harus menjadi pemicu untuk mengupayakan urban farming. Ia mengatakan, dengan menanam sayuran sendiri, warga paling tidak bisa menjadi pengganti pangan rumah.
"Jadi diusahakan sendiri, yakni dipanen, dimasak dan dimakan sendiri. Kelebihannya bisa dijual untuk tambahan pendapatan," ujarnya.
Sementara Wali Kota Depok, Mohammad Idris beberapa waktu lalu mengakui Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Kota Depok masih di bawah nasional sebesar 5,32 dan provinsi sebesar 5,45. Kondisi ini menurutnya disebabkan karena unsur pertanian di Kota Depok. Sementara lahan pertanian di wilayahnya saat ini telah menurun signifikan.
"Ternyata saya lihat, faktor dari kenaikan LPE nasional lebih tinggi dari Depok karena unsur pertanian. Jadi, unsur pertanian di tingkat nasional sedang digala-galakan, sementara kita urban farming, di Kota Depok masih on proses dan tanah pertanian sudah dipakai gedung-gedung pencakar langit," kata Mohammad Idris beberapa waktu lalu.