REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Pasundan (Unpas) makin mengokohkan diri menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan jumlah guru besar terbanyak di wilayah Jawa Barat dan Banten. Unpas pun kembali mengukuhkan dua guru besar Sabtu (21/10/2023). Sehingga, total ada 41 Guru Besar.
Dua Guru Besar yang dikukuhkan yakni Prof Dr Ir Yudi Garnida,MP serta Prof Dr Anthon F Susanto, SH MHum. Keduanya di kukuhkan oleh Ketua Senat Universitas Pasundan didampingi Rektor Unpas, Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan serta Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi (YPT) Pasundan di Aula Unpas Jalam Tamansari.
“Dengan penambahan dua guru besar di Unpas, berarti ada peningkatan SDM Guru Besar kami, dan Insyaallah, tidak lama lagi akan ada empat calon yang tinggal menunggu SK. Dengan penambahan dua Guru Besar, total Guru Besar di unpas berjumlah 41 orang," ujar Rektor Unpas Prof Dr Ir H Eddy Jusuf Sp, MSi MKom IPU.
Menurut dia, untuk lingkungan LLDIKI Jabar dan Banten Unpas terbanyak memiliki Guru Besar. Karena di LLDIKI baru ada 136 Guru Besar dan 41 ada di Unpas.
"Mudah-mudahan teman-teman dan dosen di Lektor kepala terinspirasi dan bisa segera menjadi Guru Besar,” katanya.
Saat ini, kata dia, menjadi Guru Besar bukan perkara yang mudah. Karena, ada tantangan yang harus dilalui, yang terberat yakni salah satu persyaratan yang harus mengupload karya tulis di jurnal bereputasi. Serta, harus bersaing dengan seluruh dosen di seluruh dunia.
“Tantangan terberat yakni harus menulis di jurnal berreputasi seperti scopus, sedangkan kita tahu jika profider terindeks tersebut menerima naskah dari seluruh dunia. Sehingga antrian bisa terjadi dan tentu lama, selain itu biayanya juga memang cukup besar,” papar Prof Eddy.
Namun, kata dia, hadirnya dua guru besar baru di Unpas menjadi motivasi bagi semua dosen yang saat ini sudah menjadi lektor kepala agar segera menjadi Guru Besar. Karena, memperoleh Guru besar bukan berorientasi pada materi, tapi Guru Besar adalah rohnya dosen.
"Untuk Memperoleh guru besar tanpa ada kesabaran dan kerja keras tidak mungkin seorang dosen bisa mencapai jabatan fungsional tertinggi yakni Guru Besar,” katanya.
Sementara menurut Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan, Prof Dr HM Didi Turmudzi, MSi, saat ini dosen memang harus berorientasi pada pengetahuan baru dan inovatif atau paling tidak mempertanyakan kembali kearifan - kearifan yang selama ini dianggap keniscayaan.
“Harapan ini merupakan harapan umum terhadap perguruan tinggi yang dikemas dalam konsep Tridarma Perguruan Tinggi realitasnya dalam tataran praktik Tridarma Perguruan Tinggi," katanya.
Namun, kata dia, memang belum dilaksanakan secara integral kegiatan penelitian, pembelajaran dan pengabdian sejatinya dilaksanakan tidak terpisah satu sama lain.
Oleh karenannya Didi berharap agar dua guru besar di Unpas yang baru yakni dari Hukum dan pangan bisa berkuntribusi pada keilmuannya.
Sementara itu dalam orasi ilmiahnya, Prof Dr Anthon F Susanto, SH MHum menyampaikan orasi berjudul Kosmologi religius Ilmu hukum Indonesia, sedangan Prof Dr Ir Yudi Garnida MP menyampaikan orasi berjudul Edible Film dan Packaging Aplikasinya pada Produk Pangan.