REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 tingkat Jawa Barat (Jabar) di Lapangan Wiradadaha, Kompleks Olahraga Dadaha, Kota Tasikmalaya, dihadiri puluhan ribu dari berbagai daerah.
Para santri terlihat antusias untuk mengikuti apel dan kirab yang dilakukan mulai dari Kompleks Olahraga Dadaha, Jalan KH Z Mustofa, hingga Masjid Agung Kota Tasikmalaya.
Kegiatan itu diikuti dengan suka cita oleh para santri. Bukhori Muslim (24 tahun), adalah salah satu santri yang dengan semangat mengikuti rangkaian kegiatan dalam momentum HSN 2023.
Bagi santri asal Pesantren Miftahul Huda III, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, itu HSN merupakan pengingat bahwa santri dan ulama dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia.
"Harapan dari HSN ini, semoga seluruh santri lebih mempererat ukhuwah. Karena kita merupakan orang yang meneruskan perjuangan para kiai," kata dia kepada Republika.co.id Ahad.
Salah seorang santri lainnya, Nazma Aulia (18), juga menyambut momen peringatan HSN 2023 dengan gembira. Sebab, melalui momen itu, masyarakat luas dapat tahun bahwa santri memiliki kecintaan yang besar terhadap Indonesia.
Dia mengatakan, santri memiliki peran yang besar dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Peran besar itulah yang membuat dirinya tetap bangga menjadi santri.
Namun, menurut dia, saat ini masih banyak pihak yang memandang santri dengan sebelah mata. Padahal, santri memiliki kontribusi besar dalam pembangunan.
"Jadi santri juga tidak bukan ngaji. Kami juga belajar tak kalah dengan di sekolah umum. Ada ilmu sosial yang diajarkan di pesantren. Harapannya, dengan momen HSN, santri tak dipandang sebelah mata lagi," kata santri yang kini juga tengah menempuh pendidikan di Universitas Siliwangi (Unsil) Kota Tasikmalaya itu.
Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kota Tasikmalaya KH Nono Nurul Hidayat mengaku sangat mengapresiasi pelaksanaan HSN 2023 tingkat Jabar di Kota Tasikmalaya.
Peringatan HSN itu diharapkan membawa dampak positif terhadap kehidupan di pesantren, terutama yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. "Mudah-mudahan ada nilai lebih, ada perhatian lebih, kepada pesantren di Kota Tasikmalaya," kata dia.
Dia menilai, selama ini dukungan pemerintah terhadap pesantren di wilayah Kota Tasikmalaya masih kurang optimal dan merata. Padahal, sudah ada regulasi terkait persantren berupa Undang-Undang hingga peraturan daerah di tingkat provinsi maupun kota.
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
"Dukungan pemerintah ke pesantren belum bisa dibandingkan dengan dukungan pemerintah terhadap pendidikan formal," ujar Kiai Nono.
Dia berharap, lembaga pesantren dianggap seperti lembaga pendidikan formal lainnya. Sebab, pesantren juga memiliki peran dalam mencerdaskan anak bangsa.K
"Kalau pendidikan formal kan sarana difasilitasi, santri difasilitasi. Kalau kami tidak bisa difasilitasi semua, paling tidak separuhnya dari itu. Agar tidak ada lagi santri lulusan pesantren dipandang sebelah mata," kata dia.