Senin 23 Oct 2023 07:07 WIB

Bumi Sedang tidak Baik-Baik Saja, BMKG Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim

Keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi kini terancam.

Seluruh negara didorong untuk bisa berkolaborasi mengatasi permasalahan lingkungan. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Seluruh negara didorong untuk bisa berkolaborasi mengatasi permasalahan lingkungan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALI---Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati kembali mengingatkan negara-negara di dunia akan ancaman nyata perubahan iklim.

Menurutnya, kondisi bumi sedang tidak baik-baik saja sehingga mengancam keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi. Karenanya, Dwikorita mendorong seluruh negara untuk bisa berkolaborasi mengatasi permasalahan lingkungan.

Baca Juga

"Perubahan iklim mengancam seluruh negara. Tidak peduli kondisi negaranya, baik negara maju, berkembang, dan negara kepulauan kecil semuanya mengalami bencana hidrometeorologi bahkan multi bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita dalam Lokakarya bertajuk 'International Workshop on Climate Variabillty and Climate Services' di Bali seperti dikutip dari situs resmi bmkg.go.id, Senin (23/12/2023).

Dalam arahannya, Dwikorita menyoroti pentingnya keterkaitan antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan layanan iklim. Output dari layanan ini sangat dibutuhkan bersandingan dengan assessment sains yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) untuk meningkatkan pengetahuan, terutama untuk mengatasi masalah, isu-isu iklim, dan keadilan iklim.

Menurutnya, sains dan IPCC tidak dapat bekerja secara optimal tanpa dukungan dari layanan iklim berdasarkan pengamatan sistematis dan berkelanjutan yang dilakukan oleh institusi seperti BMKG yang saat ini berada di bawah naungan World Meteorological Organization (MWO). Setidaknya ada 193 negara dan negara bagian yang bekerja pada pengamatan sistematis, analisis, prediksi--dan saat ini bekerja pada layanan iklim.

Sehingga, output dari layanan ini sangat dibutuhkan untuk melengkapi kajian yang dilakukan oleh IPCC untuk meningkatkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, terutama untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu iklim dan keadilan iklim. Namun perlu diingat, meskipun terdapat informasi layanan di bawah WMO dan kajian sains dari IPCC semuanya memerlukan sebuah kebijakan agar dapat dieksekusi.

"Oleh karena itu, kita memang perlu memperkuat keterkaitan antara sains, kebijakan, layanan informasi, terutama dalam memahami dampak perubahan iklim dan variabilitas iklim serta dampaknya terhadap kehidupan manusia, yang juga berdampak pada keselamatan peradaban kita," ujarnya.

 

sumber : siaran pers
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement