Senin 23 Oct 2023 12:51 WIB

Rusia Minta DK PBB Gelar Pertemuan Lagi untuk Bahas Solusi Konflik Israel-Palestina

Sesi khusus darurat Majelis Umum PBB soal konflik Israel-Palestina digelar pekan ini.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Pemerintah Rusia berencana meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan lain untuk membahas solusi konflik Israel-Palestina.
Foto: AP Photo/Bebeto Matthews
Pemerintah Rusia berencana meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan lain untuk membahas solusi konflik Israel-Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Pemerintah Rusia berencana meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan lain untuk membahas solusi konflik Israel-Palestina. Sebelumnya Moskow sudah mengajukan rancangan resolusi untuk jeda kemanusiaan di Jalur Gaza, tapi gagal diadopsi Dewan Keamanan.

“Kami pasti akan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan lainnya (untuk membahas solusi Israel-Palestina). Seperti yang telah ditunjukkan oleh praktik, tidak ada seorang pun kecuali kami yang berani melakukannya,” ujar Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky, dikutip kantor berita Rusia, TASS, Ahad (22/10/2023).

Baca Juga

Dia pun sempat mengomentari tentang potensi Dewan Keamanan PBB mengadopsi sebuah resolusi setelah dua resolusi tentang jeda kemanusiaan di Jalur Gaza gagal diadopsi. “Mengenai resolusi, saya tidak tahu seberapa cepat kita akan mencapai tahap ketika kita kembali mencoba untuk mengadopsi resolusi,” ucapnya.

“Mungkin, pertama-tama kita harus melalui Majelis Umum, yang merupakan badan PBB yang dihadiri oleh 193 negara anggota organisasi tersebut, dan ada aturan yang mengharuskan Dewan Keamanan gagal menjalankan fungsinya dalam menjaga perdamaian dan keamanan, masalah ini akan dibawa ke Majelis Umum,” tambah Polyansky.

Menurut Polyansky, sesi khusus darurat kesepuluh Majelis Umum PBB mengenai konflik Israel-Palestina dijadwalkan digelar pekan ini. “Ada seruan kolektif dari negara-negara Arab dan Islam yang meminta dimulainya kembali sesi khusus. Penting bagi setiap negara untuk menyampaikan pendapatnya,” katanya.

Pada Senin (16/10/2023) pekan lalu, resolusi rancangan Rusia yang berisi seruan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang antara Hamas dan Israel gagal disahkan di Dewan Keamanan PBB. Rancangan resolusi tersebut memperoleh lima suara setuju, empat menentang, dan enam lainnya abstain. Amerika Serikat (AS) termasuk di antara negara yang menentang.

“Hari ini, seluruh dunia menunggu dengan napas tertahan hingga Dewan Keamanan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri pertumpahan darah, namun delegasi negara-negara Barat pada dasarnya telah mengabaikan harapan tersebut,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia setelah berakhirnya pemungutan suara.

Selain Rusia, Brasil juga mengajukan rancangan resolusi serupa. Namun rancangan resolusi tersebut juga gagal diadopsi pada Rabu (18/10/2023) akibat diveto AS. Pertempuran terbaru antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023 lalu.

Hingga berita ini ditulis, serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh setidaknya 4.651 orang, termasuk di dalamnya 1.756 anak-anak. Menurut PBB, agresi Israel juga telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. Sementara itu, serangan Hamas ke Israel setidaknya telah menewaskan 1.400 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement