Senin 23 Oct 2023 14:32 WIB

Iran: Jika Perang tak Dihentikan, Timur Tengah akan Lepas Kendali

Iran memperingatkan AS dan Israel untuk menghentikan serangan terhadap Gaza

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina mencari korban selamat pasca bombardir Israel di Jalur Gaza di Deir Al-Balah, Ahad (22/10/2023). Israel terus melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza yang mengakibatkan permukiman warga luluh lantak dan korban jiwa warga Palestina.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mencari korban selamat pasca bombardir Israel di Jalur Gaza di Deir Al-Balah, Ahad (22/10/2023). Israel terus melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza yang mengakibatkan permukiman warga luluh lantak dan korban jiwa warga Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan Israel dan Amerika Serikat (AS) jika Israel tidak menghentikan serangannya terhadap Gaza, Timur Tengah akan lepas kendali. Dia mengibaratkan keadaan saat ini di wilayah tersebut dengan sebuah metaforis.

Amir-Abdollahian mengatakan, setiap kesalahan perhitungan dalam konflik yang sedang berlangsung dapat mengakibatkan konsekuensi yang berat dan pahit bagi kepentingan para penghasut perang. Dia merujuk pada Israel dan AS yang merupakan sekutu erat.

Baca Juga

“Saya memperingatkan AS dan wakilnya (Israel) … bahwa jika mereka tidak segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Gaza, segala sesuatu mungkin terjadi kapan saja dan kawasan itu akan lepas kendali,” kata Amir-Abdollahian dalam konferensi pers bersama di Teheran dikutip dari Al Arabiyah.

Presiden Iran Ebrahim Raisi sebelumnya juga telah memperingatkan akan balas dendam yang keras oleh dunia Islam atas kejahatan yang dilakukan di Palestina dan Gaza. Dia juga menuduh Amerika Serikat (AS) menjadi kaki tangan kejahatan Israel. “Masyarakat dunia menganggap Amerika sebagai kaki tangan kejahatan rezim Zionis,” ujarnya.

Eskalasi terbaru dimulai ketika  Hamas menyeberang ke Israel dari perbatasan selatannya pada 7 Oktober menewaskan lebih dari 1.400 orang. Israel membalasnya dengan serangan udara dan artileri tanpa henti di Gaza yang telah membunuh lebih dari 4.600 orang.

Teheran yang merupakan sumber utama dukungan finansial dan militer untuk Hamas memuji serangan Hamas pada 7 Oktober. Namun, Iran menyangkal keterlibatan apa pun dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.

Israel telah lama menuduh Iran memperburuk kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran menolak mengakui Tel Aviv dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam pada 1979.

Selama bertahun-tahun, Iran dan Israel terlibat dalam konflik terselubung. Iran menuduh Israel mengatur serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement