Senin 23 Oct 2023 14:54 WIB

Selokan Mataram Jebol Diduga Akibat Retakan di Dekat Proyek Tol Yogyakarta-Bawen

Di lokasi tersebut sebelumnya juga pernah terjadi tanggul Selokan Mataram yang jebol.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Anak-anak mencari ikan di Selokan Mataram yang mulai mengering, Yogyakarta, Rabu (4/10/2023). Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) mematikan saluran Selokan Mataram selama satu bulan atau mulai 1 Oktober hingga 31 Oktober 2023 mendatang. Hal ini dilakukan untuk perawatan sehingga menekan tingkat kebocoran saluran irigasi. Ada tiga proyek yang dilakukan yakni pembangunan bangunan ukur di saluran induk, pembangunan pintu air, dan pengerukan sedimentasi. Perawatan saluran dilakukan pada bulan ini karena tidak bersamaan dengan musim tanam, sehingga tidak memengaruhi petani.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak-anak mencari ikan di Selokan Mataram yang mulai mengering, Yogyakarta, Rabu (4/10/2023). Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) mematikan saluran Selokan Mataram selama satu bulan atau mulai 1 Oktober hingga 31 Oktober 2023 mendatang. Hal ini dilakukan untuk perawatan sehingga menekan tingkat kebocoran saluran irigasi. Ada tiga proyek yang dilakukan yakni pembangunan bangunan ukur di saluran induk, pembangunan pintu air, dan pengerukan sedimentasi. Perawatan saluran dilakukan pada bulan ini karena tidak bersamaan dengan musim tanam, sehingga tidak memengaruhi petani.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tanggul Selokan Mataram yang jebol berlokasi di Pedukuhan Kadipiro, Margodadi, Seyegan, Kabupaten Sleman diduga karena adanya retakan di dasar saluran yang tidak terdeteksi. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menyebut bahwa retakan tersebut berada di dekat pemancangan sheet-pile pengerjaan proyek Tol Yogyakarta-Bawen.

BBWSSO mengaku, lokasi tanggul berada di dekat konstruksi Tol Yogyakarta-Bawen. Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWSSO, Antyarsa Ikana Dani mengatakan, retakan tersebut tidak terdeteksi meski sebelumnya sudah dilakukan inspeksi.

Baca Juga

"Penyebab kebocoran tanggul terindikasi karena retakan di dasar saluran yang tidak terdeteksi berada di dekat pemancangan sheet-pile (jalan tol), walaupun sebelumnya sudah di inspeksi secara visual oleh pihak jalan tol," kata Antyarsa, Senin (23/10/2023).

Selain itu, Antyarsa juga menyebut bahwa di lokasi tersebut sebelumnya juga pernah terjadi tanggul Selokan Mataram yang jebol pada 80-an. Saat ini, penanganan terhadap tanggul yang jebol tersebut terus dilakukan dan Selokan Mataram dilakukan penutupan.

"Penanganan retakan saat ini, panjangnya 7 meter dan kedalaman 1,5 meter," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Urusan Pengendalian Pelaksanaan Irigasi dan Rawa BBWSSO, Vicky Arianti mengatakan, desain penanganan bocoran dari jalan tol akan di-review bersama dengan Tim Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Karangtalun.

“Dasaran lantai juga akan dibeton sesuai level saluran, adaptasi cagar budaya untuk fungsi pengamanan. Tanggul saluran juga akan dibeton, untuk pengamanan dan antisipasi kedepan, mengingat pernah terjadi bocor tanggul di tahun 80-an,” kata Vicky.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa BBWSSO akan menindaklanjuti sosialisasi terkait lokasi kolam-kolam ikan dan sempadan Saluran Mataram. Pasalnya, beberapa lokasi terindikasi melakukan pengambilan air dengan pipa di dinding saluran yang dapat memicu rembesan dan longsoran dinding saluran.

"BBWSSO menghimbau kepada masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian warisan budaya yang dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX," ucap Vicky.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement