REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) Grup mengantongi peluang kerja sama bisnis kelistrikan dengan tujuh perusahaan asal China. Kerja sama tersebut juga mencakup pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan untuk mendukung transisi energi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, perseroan telah banyak melakukan transformasi bisnis. Salah satunya dengan membentuk subholding, di mana peluang ekspansi bisnis dan optimalisasi aset menjadi lebih besar.
Tak hanya menjadi perusahaan penyedia listrik, lewat transformasi ini, PLN memasang target menjadi perusahaan listrik terintegrasi kelas dunia. "Dengan terbentuknya subholding, akan semakin lincah dan trengginas mengembangkan bisnisnya. Lewat adaptasi teknologi, PLN tak hanya mengoptimalkan proses bisnis, tetapi juga membuat tantangan menjadi peluang," kata Darmawan.
Transformasi ini juga sejalan dengan akselerasi pencapaian target net zero emission (NZE). Untuk itu, kerja sama dengan berbagai perusahaan di China merupakan dayung strategi yang komprehensif.
"Untuk itulah, PLN melakukan perjalanan bisnis ke China yang menjadi perjalanan paling berarti dalam sejarah PLN. Kami yakin akan terjadi perubahan signifikan di Indonesia dengan teknologi dan kapasitas sumber daya manusia lewat kolaborasi pengembangan sektor kelistrikan dengan China," kata Darmawan.
Lebih lanjut, ia menambahkan, kerja sama PLN dengan tujuh perusahaan di China ini merupakan langkah signifikan mendukung upaya Indonesia mengadopsi teknologi EBT, mengurangi emisi karbon, dan memperluas kapasitas energi ramah lingkungan.
Hal tersebut juga diyakini dapat membantu meningkatkan akses energi ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia. Adapun ketujuh MoU yang ditandatangani oleh subholding PLN yang terbagi menjadi tiga sektor, yakni akselerasi EBT, layanan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik, serta bisnis di luar kelistrikan.
Untuk akselerasi EBT, PLN Nusantara Power (PLN NP) menandatangani MoU dengan China Datang Overseas Investment Co., Ltd. dalam pengembangan potensi pemanfaatan energi terbarukan.
Selanjutnya, PLN Indonesia Power (PLN IP) menandatangani MoU dengan Shandong Electric Power Engineering Consulting Institute Corporation, Ltd (SDEPCI) dalam kemitraan terkait studi bersama rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia. PLN IP juga menandatangani MoU dengan Hong Kong Ocean Investment Development Co, Ltd dalam kajian pengembangan (EBT) di Indonesia.
Masih dalam ranah kerja sama akselerasi EBT, PLN IP juga menandatangani MoU dengan HBA Offshore Pte, Ltd dan GCL Intelligent Energy (SUZHOU) Co, Ltd dalam kajian pengembangan PLTB di Tanamori dan Luwuk. Kemudian, PLN Enjiniring menandatangani MoU dengan Envision Energy Co, Ltd. dalam kerja sama konsultasi teknologi dan proyek pengembangan pembangkit EBT di Indonesia.
Selanjutnya, dalam layanan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik, PLN NP menandatangani MoU dengan GD Power Development Co, Ltd untuk melakukan kajian potensi kerja sama oleh untuk mengembangkan bisnis di bidang layanan operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik.
Terakhir, untuk mendukung bisnis diluar kelistrikan, PLN Icon Plus menandatangani MoU dengan PT China Mobile Indonesia dalam penyediaan sistem smart home. Kerja sama meliputi perangkat device smart home, set top box, dan platform sistem smart home dengan skema managed service.